Jejak Karir Ritham Madubun Bek Kidal Legendaris dari Timur Indonesia
Ritham Madubun menjadi pilar penting bagi sejumlah klub besar dan tim nasional Indonesia pada era 1990-an hingga pertengahan 2000-an
Papuanewsonline.com - 01 Jul 2025, 11:05 WIT
Papuanewsonline.com/ Olahraga

Papuanewsonline.com, Jayapura-,
Ritham Madubun, lahir pada 1 April 1971 di Kepulauan Kei, Maluku Tenggara, dikenang sebagai salah satu bek kiri terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Dengan gaya permainan yang lugas, cepat, dan tendangan keras dan akurat.
Ritham Madubun menjadi pilar penting bagi sejumlah klub besar dan tim nasional Indonesia pada era 1990-an hingga pertengahan 2000-an.
Awal Karir di Tanah Papua
Meskipun lahir di Maluku Tenggara, Ohoi Elaar Let, karir sepak bola Ritham Madubun justru bersemi di tanah Papua.
Pesepak bola lenggendaris ini tercatat pindah ke Papua pada tahun 1982 mengikuti orang tuanya yang bertugas di sana. Bakatnya di lapangan hijau kemudian membawanya masuk ke Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Irian Jaya (sekarang Papua) angkatan pertama pada tahun 1986.
Dari sinilah, Ritham Madubun menunjukan kemampuannya sebagai seorang bek sayap kiri mulai terasah.
Penampilan Ritham yang konsisten dan menonjol membuatnya direkrut oleh tim kebanggaan masyarakat Papua, Persipura Jayapura, pada tahun 1988. Bersama tim Mutiara Hitam, Ritham Madubun menjelma menjadi pemain kunci dan sempat dipercaya untuk mengemban tugas sebagai kapten tim.
Ritham Madubun membela Persipura selama hampir satu dekade hingga tahun 1997.
Melanglang Buana di Klub-Klub Besar,
Setelah Ia memantapkan namanya bersama Persipura, Ritham memulai petualangannya di berbagai klub elit di Indonesia. Kecepatan dan gaya bermainnya yang tanpa kompromi membuatnya dijuluki "Roberto Carlos dari Indonesia" oleh rekan-rekannya.
Berikut adalah perjalanan karir klub Ritham Madubun:
PSM Makassar (1997-1999): Hijrah ke Sulawesi Selatan, ia menjadi bagian penting dari skuad Juku Eja dan semakin diakui sebagai bek kiri papan atas di kancah nasional.
Persikota Tangerang (1999-2001): Ia kemudian bergabung dengan tim "Bayi Ajaib", Persikota, yang saat itu menjadi salah satu kekuatan sepak bola Indonesia.
Persija Jakarta (2002 & 2004): Sempat membela Macan Kemayoran dalam dua periode yang berbeda, menunjukkan kualitasnya yang masih dibutuhkan oleh klub-klub besar.
Pelita Jaya FC (2003): Menjadi persinggahan berikutnya dalam karir panjangnya.
PSPS Pekanbaru (2005): Melanjutkan kiprahnya di tanah Sumatera bersama Askar Bertuah.
Kembali ke PSM Makassar (2006): Sempat kembali memperkuat tim Juku Eja sebelum melanjutkan perjalanannya.
Persma Manado (2006): Mencicipi atmosfer sepak bola di Manado.
Persitara Jakarta Utara (2007-2009): Mengakhiri karir profesionalnya bersama Laskar si Pitung sebelum gantung sepatu.
Puncak Karir di Tim Nasional
Penampilan gemilang di level klub membawa Ritham Madubun ke skuad tim nasional Indonesia. Ia menjadi salah satu bek andalan di era tersebut. Puncak karirnya bersama timnas adalah ketika ia menjadi bagian dari skuad bersejarah Indonesia yang untuk pertama kalinya tampil di ajang Piala Asia 1996 di Uni Emirat Arab.
Selain itu, ia juga menjadi andalan di lini pertahanan tim Garuda selama babak kualifikasi Piala Dunia FIFA 1998. Dedikasinya untuk Merah Putih menjadikannya salah satu pemain yang dihormati di generasinya.
Akhir Hayat Sang Legenda
Setelah berjuang melawan penyakit stroke, Ritham Madubun menghembuskan nafas terakhirnya pada 1 Agustus 2013 di Tual, Maluku, dalam usia 42 tahun. Meskipun telah tiada, namun namanya akan selalu terukir dalam sejarah sebagai salah satu bek kiri terbaik dan legendaris yang telah mewarnai olahraga sepak bola Indonesia.(red)