logo-website
Minggu, 05 Okt 2025,  WIT

Kolaborasi Densus 88 dan Kementan, Eks Napiter Diberdayakan Lewat Pelatihan Juru Sembelih Halal

Dari Kejar dan Tindak ke Pembinaan Ekonomi: Upaya Humanis Polri Bangun Kemandirian Eks Napiter Lewat Ilmu Peternakan

Papuanewsonline.com - 28 Sep 2025, 12:50 WIT

Papuanewsonline.com/ Pendidikan & Kesehatan

Suasana pelatihan juru sembelih halal dan pengolahan susu di BBPP Batu. Peserta, termasuk eks napiter dan masyarakat umum, terlihat antusias mengikuti praktik penyembelihan dan pengolahan produk peternakan sebagai bagian dari upaya pemberdayaan ekonomi dan reintegrasi sosial.

Papuanewsonline.com, Batu – Suasana berbeda terlihat di Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu, Jawa Timur, pada Jumat (26/9/2025). Bukan sekadar pelatihan teknis peternakan, tetapi juga momentum penting kolaborasi antara Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, Kementerian Pertanian RI, dan pemerintah daerah. Para eks narapidana terorisme (napiter) bersama masyarakat umum duduk berdampingan, mengikuti dengan antusias penutupan Pelatihan Juru Sembelih Halal dan Pengolahan Susu yang berlangsung sejak 24 September.


Pelatihan ini diikuti peserta dari berbagai daerah, mulai dari Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Sumatera Selatan. Mereka tidak hanya belajar teori, tetapi juga praktik langsung, mulai dari penyembelihan hewan sesuai standar halal, hingga pengolahan susu menjadi produk bernilai tambah seperti yoghurt, es lilin, dan burger susu.

Acara penutupan dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, di antaranya Kadensus 88 AT Polri Irjen Pol Sentot Prasetyo, Dir Idensos Brigjen Pol Arif Makhfudiharto, Kasatgaswil Jatim Kombes Pol Samsul Priasmoro, Kepala BBPP Batu Roby Darmawan, Wali Kota Batu Nurochman, Kapolres Batu AKBP Andi Yudha Pranatha, serta jajaran Forkopimda. Kepala Pusat Pelatihan Kementerian Pertanian, Dr. Tedy Dirhamsyah, turut memberikan arahan secara daring.

Dalam sambutannya, Kepala BBPP Batu menegaskan bahwa pelatihan ini dirancang untuk menjawab dua kebutuhan sekaligus: meningkatkan keterampilan teknis peserta sekaligus mempererat kohesi sosial. “Peserta bukan hanya mendengar teori, tetapi terjun langsung menyembelih kambing, unggas, hingga belajar teknik pengolahan susu menjadi berbagai produk turunan yang bernilai ekonomis,” ungkapnya.

Kadensus 88 Irjen Pol Sentot Prasetyo menyoroti perubahan paradigma dalam penanganan mantan napiter. “Jika dulu fokus Densus 88 adalah mengejar dan menindak, kini kami juga hadir di jalur preemtif dan pembinaan. Bersama Kementan, kami sudah melaksanakan tiga jenis pelatihan, termasuk inseminasi buatan dan formulator pakan ternak. Harapannya, keterampilan ini bisa menjadi bekal ekonomi dan membuka jalan integrasi sosial bagi para peserta,” tegasnya.

Menurutnya, langkah-langkah humanis seperti ini bukan hanya mencegah potensi radikalisasi ulang, tetapi juga memberi peluang nyata bagi eks napiter untuk berkontribusi positif bagi masyarakat.

Prof. Joniarto Parung, Ph.D., Direktur Ubaya Training Center, yang turut menjadi narasumber, menambahkan dimensi lain dalam pelatihan ini. Ia menekankan pentingnya rantai pasok yang solid dalam menjaga ketersediaan, keamanan, dan harga produk peternakan yang terjangkau.

“Ilmu yang didapat peserta hanya akan berdaya guna bila ditopang sistem distribusi yang baik. Kita perlu memperkuat koperasi, memanfaatkan transportasi berpendingin, dan membangun kolaborasi antar-pihak untuk memastikan hasil peternakan sampai ke konsumen secara efisien dan berkelanjutan,” jelasnya.

Acara ditutup dengan penyerahan sertifikat kepada seluruh peserta, diikuti dengan menyanyikan lagu Bagimu Negeri, doa bersama, serta ramah tamah. Kehangatan suasana penutupan mencerminkan semangat kebersamaan lintas latar belakang—sebuah simbol kecil namun bermakna besar bagi perjalanan bangsa menuju keamanan, kemandirian, dan perdamaian yang berkelanjutan.(GF)

Bagikan berita:
To Social Media :
Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE