Lemasa Minta Pemkab Mimika Tepati Kesepakatan Jadwal Diskusi
Lembaga Masyarakat Adat (Lemasa) Timika menyampaikan keberatan atas penundaan jadwal diskusi yang sebelumnya telah disepakati dengan Pemerintah Kabupaten Mimika.
Papuanewsonline.com - 02 Des 2025, 21:24 WIT
Papuanewsonline.com/ Politik & Pemerintahan
Papuanewsonline.com, Mimika — Lembaga Masyarakat Adat (Lemasa) Timika meminta Pemerintah Kabupaten Mimika untuk menepati jadwal diskusi yang telah ditetapkan sebelumnya. Seruan ini disampaikan menyusul perubahan agenda yang dinilai dapat memengaruhi koordinasi antara Lemasa, Lemasko, dan pemerintah daerah.
Lemasa mengungkapkan adanya dugaan bahwa Pemkab Mimika lebih
memprioritaskan Lemasko dalam hal pendanaan maupun pelaksanaan kegiatan.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran terkait keseimbangan perlakuan terhadap
dua lembaga adat yang memiliki peran penting dalam dinamika sosial masyarakat
Mimika.
Sem Bukaleng, tokoh Lemasa Timika, menyampaikan bahwa
pemerintah daerah telah mengundur jadwal diskusi dari tanggal 4 Desember
menjadi 8 atau 9 Desember. Menurutnya, perubahan tersebut tidak sesuai dengan
komitmen awal yang sudah disepakati bersama. Ia menegaskan bahwa pemerintah
seharusnya menunjukkan sikap konsisten dalam menjalin komunikasi dengan lembaga
adat.
Dalam pernyataannya, Sem Bukaleng menyampaikan harapan agar
pemerintah mendukung Lemasa dan Lemasko secara setara. Ia menilai bahwa dialog
yang terjadwal dengan baik dapat memperkuat kerja sama dan mendorong
penyelesaian berbagai persoalan di masyarakat. “Pemerintah harus mematuhi
jadwal yang disepakati dan mendukung Lemasa dan Lemasko secara setara,”
ujarnya.
Lemasa juga menekankan pentingnya mengembalikan jadwal
diskusi sesuai dengan rencana awal, yaitu pada 4 Desember. Mereka menilai
penundaan diskusi dan lemahnya koordinasi dapat berdampak pada kelancaran
program serta menghambat sejumlah inisiatif masyarakat adat yang tengah
berjalan.
Menurut Lemasa, komitmen terhadap penjadwalan bukan hanya
soal waktu, melainkan juga bentuk penghargaan terhadap proses komunikasi yang
melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Ketepatan waktu dinilai sebagai
faktor penting dalam menjaga efektivitas dialog dan membangun kepercayaan
antara lembaga adat dan pemerintah.
Hingga kini, Lemasa masih menunggu klarifikasi dari Pemkab
Mimika terkait perubahan jadwal tersebut. Mereka berharap pemerintah dapat
memberikan penjelasan secara terbuka dan memastikan koordinasi dengan Lemasa
dan Lemasko dapat berjalan lebih baik ke depan.
Di tengah dinamika ini, Lemasa tetap menegaskan bahwa dialog
adalah jembatan penting untuk menjaga hubungan yang harmonis antara pemerintah
daerah dan lembaga adat. Oleh karena itu, keseriusan Pemkab Mimika dalam
memenuhi komitmen yang telah disepakati menjadi harapan utama masyarakat adat
Timika.
Penulis: Hendrik
Editor: GF