logo-website
Jumat, 14 Nov 2025,  WIT

Malaria di Mimika Menurun: Dinas Kesehatan Terus Tingkatkan Pelayanan Berkualitas

Reynold Rizal Ubra: “Turunnya angka malaria adalah hasil kerja keras bersama lintas sektor, tenaga kesehatan, dan kesadaran masyarakat yang terus meningkat.”

Papuanewsonline.com - 11 Nov 2025, 16:37 WIT

Papuanewsonline.com/ Pendidikan & Kesehatan

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Reynold Rizal Ubra, saat menyampaikan paparan di mimbar pada Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) ke-III Tahun 2025 di Timika, Selasa (11/11/2025).

Papuanewsonline.com, Timika — Upaya Pemerintah Kabupaten Mimika dalam memperkuat pelayanan kesehatan publik mulai menunjukkan hasil menggembirakan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Mimika, angka penderita malaria di wilayah tersebut menurun dari 21 persen pada tahun 2020 menjadi 18,2 persen pada 2025.


Capaian ini menjadi indikator penting keberhasilan pemerintah daerah dalam mengendalikan salah satu penyakit endemik yang selama ini menjadi tantangan besar di wilayah Papua Tengah.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Reynold Rizal Ubra, saat membuka Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) ke-III Tahun 2025 di Timika, Selasa (11/11/2025).

“Kami menyambut gembira pelaksanaan Rakerkesda di Kabupaten Mimika. Forum ini menjadi sarana penting bagi seluruh kabupaten di Papua Tengah untuk berbagi strategi dan memperkuat sinergi antar daerah dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan,” ujar Reynold di hadapan peserta yang terdiri dari perwakilan Dinas Kesehatan kabupaten/kota, rumah sakit, puskesmas, dan mitra pembangunan.

Dalam paparannya, Reynold menjelaskan bahwa Mimika memiliki posisi strategis dalam sistem pelayanan kesehatan di Papua Tengah. Dengan wilayah administratif yang luas dan populasi mencapai lebih dari 329 ribu jiwa, Mimika menjadi daerah rujukan utama bagi layanan kesehatan di kawasan sekitarnya.

Saat ini, Kabupaten Mimika memiliki 26 puskesmas yang tersebar di 18 distrik serta tujuh rumah sakit, termasuk RSUD Mimika yang telah ditetapkan sebagai Rumah Sakit Rujukan Regional sejak 2019.

Selain itu, jumlah tenaga kesehatan di Mimika mencapai lebih dari 3.000 orang yang telah teregistrasi secara nasional.

“Ketersediaan SDM kesehatan ini menjadi kekuatan utama kami untuk memastikan setiap warga Mimika, dari pesisir hingga pegunungan, mendapatkan layanan kesehatan yang layak,” jelas Reynold.

Penurunan angka malaria, menurut Reynold, tidak terjadi begitu saja. Dinkes Mimika selama lima tahun terakhir gencar melakukan pendekatan komprehensif berbasis pencegahan, mulai dari penyemprotan insektisida, pembagian kelambu berinsektisida, hingga kampanye kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan.

Program edukasi kesehatan juga digencarkan melalui kolaborasi dengan sekolah, tokoh masyarakat, dan lembaga keagamaan.

“Kami tidak hanya fokus pada pengobatan, tetapi juga membangun kesadaran masyarakat untuk mencegah. Karena malaria tidak bisa diberantas hanya dengan obat, tetapi dengan perubahan perilaku,” ujar Reynold menegaskan.

Selain program lapangan, Dinkes Mimika juga mulai menerapkan digitalisasi layanan kesehatan yang terintegrasi dengan BPJS Kesehatan dan sistem rujukan nasional (SISRUTE). Dengan sistem ini, masyarakat bisa lebih mudah mengakses informasi layanan, membuat rujukan online, hingga melakukan pemantauan hasil pemeriksaan kesehatan tanpa harus datang langsung ke fasilitas kesehatan.

Rakerkesda ke-III ini tidak hanya menjadi forum koordinasi antar daerah, tetapi juga menjadi ajang pertukaran gagasan inovatif untuk memperkuat sistem kesehatan di wilayah Papua Tengah. Dalam kegiatan tersebut, berbagai isu strategis dibahas, mulai dari pengendalian penyakit menular, peningkatan gizi masyarakat, hingga penguatan sistem informasi kesehatan berbasis digital.

Reynold berharap hasil dari Rakerkesda ini dapat menjadi pedoman konkret bagi setiap daerah dalam menyusun kebijakan kesehatan yang lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat.



Penulis: Jidan

Editor: GF

Bagikan berita:
To Social Media :
Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE