logo-website
Selasa, 17 Jun 2025,  WIT

BPS: Kemiskinan Ekstrem di Kabupaten Mimika Naik 5,37%

Dari jumlah penduduk di Kabupaten Mimika, tingkat kemiskinan ekstrem sebesar 5,37 persen dan kemiskinan secara keseluruhan mencapai 14,18 persen, angka ini merupakan ancaman serius

Papuanewsonline.com - 17 Jun 2025, 18:18 WIT

Papuanewsonline.com/ Ekonomi

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Mimika, Ouceu Satyadipura

Papuanewsonline.com, Timika,– Kabupaten Mimika menghadapi tantangan yang sangat  serius dalam menghadapi kemiskinan ekstrim.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Mimika, Ouceu Satyadipura  menyebutkan angka  kemiskinan ekstrem di Kabupaten Mimika meningkat hingga mencapai 5,37% dari total penduduk 318.679 jiwa.

" Kalau angka kemiskinan secara umum juga meningkat  14,18%," ujar Kepala BPS Mimika, Ouceu Satyadipura di Timika, Selasa (17/6/2025).

Satyadipura menjelaskan bahwa data ini berdasarkan hasil survei dan observasi secara langsung di lapangan.

"Dari jumlah penduduk di Kabupaten Mimika,  tingkat kemiskinan ekstrem sebesar 5,37 persen dan kemiskinan secara keseluruhan mencapai 14,18 persen, angka ini merupakan ancaman serius bagi kita" ungkap Ouceu Satyadipura.  

Kata Dia, Angka ini menunjukkan  jumlah penduduk yang signifikan namun hidup dalam kondisi ekonomi yang memprihatinkan.

 

Kata  Satyadipura bahwa tingginya angka kemiskinan di Mimika bukan hanya disebabkan oleh inflasi, tetapi juga faktor-faktor lain yang saling berkaitan.  Kesehatan, angka kematian ibu dan anak, stunting, pengangguran, dan aspek sosial ekonomi lainnya dimana angka-angka itu turut berkontribusi terhadap garis kemiskinan ekstrim di Kabupaten Mimika.

"Satu indikator bisa memicu kenaikan indikator lainnya. Misalnya, meningkatnya stunting bisa berdampak pada pendidikan dan produktivitas, lalu mempengaruhi pengeluaran rumah tangga," jelasnya.  

Ditambahkan, BPS membedakan kemiskinan dan kemiskinan ekstrem berdasarkan kemampuan memenuhi kebutuhan dasar.  

" Kemiskinan didefinisikan sebagai ketidakmampuan memenuhi kebutuhan makanan minimal 2.100 kilokalori (kkal) per hari, serta kebutuhan non-makanan.  Sedangkan kemiskinan ekstrem menggambarkan kondisi di mana seseorang tak mampu memenuhi kebutuhan dasar sama sekali dan ini data riil," Ucapnya.

 

Menurut Kepala BPS, Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika terus berupaya menurunkan angka kemiskinan, khususnya kemiskinan ekstrem, Namun upaya ini menghadapi tantangan, salah satunya adalah inflasi yang terus melonjak tajam.

" Kenaikan harga kebutuhan pokok, dan  kelangkaan dan mahalnya harga daging babi juga  berdampak signifikan terhadap daya beli masyarakat miskin," Sorotnya.

Satyadipura mengatakan penurunan angka kemiskinan di Kabupaten Mimika  terhambat juga karena inflasi bulanan yang terus naik, termasuk harga bahan pokok seperti daging babi yang kini sulit ditemukan.

 

Satyadipura menekankan pentingnya upaya dan strategi serta program-program nyata yang komprehensif untuk mengatasi masalah kemiskinan di Mimika. 

" Untuk mengatasi kemiskinan ekstrim  ini, membutuhkan kerjasama antara pemerintah daerah,  lembaga terkait,  dan masyarakat untuk merumuskan strategi yang tepat sasaran dan efektif," Pungkasnya. ( Jidan )

Bagikan berita:
To Social Media :
Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE