Gangguan Kabel Laut, Internet Papua & Maluku Terganggu hingga 14 September
Telkom Indonesia lakukan perbaikan SKKL ruas Sorong–Fakfak setelah gangguan fiber optic, upaya mitigasi dilakukan agar masyarakat tetap terhubung
Papuanewsonline.com - 11 Sep 2025, 20:12 WIT
Papuanewsonline.com/ Ekonomi

Papuanewsonline.com, Mimika – Masyarakat di Papua dan Maluku tengah menghadapi penurunan kualitas internet yang diperkirakan berlangsung hingga 14 September 2025. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk mengumumkan adanya pemeliharaan mendesak pada Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Sulawesi–Maluku–Papua Cable System (SMPCS) ruas Sorong–Fakfak, menyusul gangguan fiber optic (FO Cut) yang terjadi sejak 9 September 2025.
Gangguan terdeteksi sekitar 3,3
kilometer dari Tersili (Ambon) pada kedalaman laut mencapai 1.100 meter.
Kondisi ini menyebabkan terganggunya akses internet di berbagai wilayah,
termasuk Timika, Kaimana, Merauke, Fakfak, Dobo, Tual, Pulau Banda, hingga
beberapa titik di Pulau Seram.
Telkom menjelaskan proses
pemulihan dilakukan melalui dua tahapan penting.
Tahap Pertama (9–10 September):
Fokus pada pengangkatan kabel laut menggunakan kapal khusus perbaikan.
Tahap Kedua (12–14 September):
Penyambungan permanen kabel yang putus.
Meskipun target penyelesaian
hingga 14 September, Telkom menegaskan pihaknya berupaya mempercepat proses
agar dapat rampung lebih awal pada 13 September 2025.
Selama masa perbaikan, Telkom
melakukan berbagai langkah mitigasi agar masyarakat tetap dapat terhubung
dengan layanan internet, antara lain, pengalihan trafik melalui jaringan
satelit dan radio terrestrial, pengaturan Quality of Service (QoS) untuk
menjaga kestabilan koneksi dan penyediaan Posko Internet Merah Putih di
beberapa lokasi, khususnya di Papua Selatan, untuk memastikan kebutuhan
masyarakat tetap terlayani.
Executive Vice President (EVP)
Telkom Regional V, Amin Soebgayo, menyampaikan permohonan maaf atas
ketidaknyamanan yang dialami masyarakat. Ia menegaskan bahwa Telkom berkomitmen
penuh untuk menjaga kualitas layanan digital di Indonesia timur.
“Gangguan ini memang di luar
prediksi, namun seluruh tim teknis kami bekerja maksimal di lapangan. Kami
mohon doa dan dukungan masyarakat agar pemulihan segera selesai, sehingga
layanan internet bisa kembali normal,” ujar Amin.
Gangguan ini kembali mengingatkan
pentingnya konektivitas digital sebagai infrastruktur vital di era modern.
Internet tidak hanya menunjang komunikasi pribadi, tetapi juga menjadi tulang
punggung aktivitas pendidikan, kesehatan, perdagangan, hingga pelayanan publik.
Di Papua dan Maluku, jaringan
internet menjadi penghubung utama masyarakat di wilayah terpencil dengan pusat
aktivitas ekonomi nasional. Karena itu, pemulihan cepat yang dilakukan Telkom
diharapkan dapat mengurangi dampak sosial maupun ekonomi akibat gangguan ini.
Penulis: Jid
Editor: GF