Media Israel Sebut Ada Perundingan Rahasia Israel dan Indonesia, Ini Tanggapan Yusril
Menanggapi hal ini Menteri Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra, membantah informasi tersebut
Papuanewsonline.com - 01 Jun 2025, 16:04 WIT
Papuanewsonline.com/ Politik & Pemerintahan

Papuanewsonline.com, Jakarta- Netizen Indonesia dihebohkan dengan beredarnya kabar mengejutkan perundingan rahasia petinggi Indonesia dan Israel tentang OECD.
Menanggapi hal ini Menteri Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra, membantah informasi tersebut.
" Pemberitaan media Israel Ynet yang
menyebutkan bahwa telah terjadi perundingan rahasia antara Indonesia dan Israel pada tahun
lalu dalam rangka "menormalisasi" hubungan kedua negara sebagai imbal balik atas dukungan
Israel terhadap pencalonan Indonesia sebagai anggota Organisasi untuk Kerja Sama dan
Pembangunan Ekonomi (OECD) itu tidak benar," ucap Yusril melalui keterangan tertulisnya, Minggu (1/06).
Yusril menyebutkan pertemuan seperti itu tidak pernah ada.
" Istilah yang digunakan media Israel mengenai "normalisasi hubungan" antara Indonesia dan Israel tidak benar, karena pada kenyataannya, Indonesia memang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel sejak awal," tegas Yusril.
Menurut Yusril, Israel memang pernah menyampaikan wacana dukungan terhadap pencalonan Indonesia di OECD dengan syarat dibukanya hubungan diplomatik, namun permintaan tersebut ditolak.
“ Permintaan tersebut telah kami tolak,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa dalam keanggotaan organisasi internasional, termasuk PBB, tidak
pernah disyaratkan adanya hubungan diplomatik dengan seluruh negara anggota lainnya.
“Saya sendiri hadir dalam Sidang OECD di Paris pada akhir Maret 2025 dan menyampaikan
pidato bersama Presiden Guatemala, dimana sama sekali tidak ada isu seperti yang diberitakan media Israel," Jelasnya.
Oleh karena itu, Yusril menegaskan bahwa proses
pencalonan Indonesia sebagai anggota OECD tidak bergantung pada sikap atau dukungan dari Israel.
Yusril menyebut, isu pembukaan hubungan diplomatik Indonesia-Israel kembali menjadi sorotan setelah Presiden Prabowo Subianto menegaskan dukungan Indonesia terhadap solusi dua
negara dalam menyelesaikan konflik Palestina-Israel, namun hingga kini Indonesia tetap konsisten pada posisinya.
" Sikap Negara jelas mendukung penuh kemerdekaan dan pembentukan negara Palestina sebagai solusi atas konflik berkepanjangan di Timur Tengah," tandas Yusril.
Yusril menjelaskan bahwa Israel harus terlebih dahulu mengakui kemerdekaan Palestina, sehingga atas dasar pengakuan tersebut, barulah Indonesia mempertimbangkan membuka hubungan diplomatik dengan Israel,” tegas Yusril.(Red)