Petugas Palang Puskesmas Atuka! Tuntut Transparansi Anggaran dan Pergantian Kepala Puskesmas
Protes di Mimika Tengah mencuatkan tuntutan serius terhadap sistem pengelolaan dana kesehatan dan keterlibatan Orang Asli Papua (OAP) dalam kebijakan pelayanan publik.
Papuanewsonline.com - 16 Okt 2025, 01:47 WIT
Papuanewsonline.com/ Pendidikan & Kesehatan

Papuanewsonline.com, Timika —Suasana
tegang menyelimuti Puskesmas Atuka, Distrik Mimika Tengah, pada Rabu
(15/10/2025). Sejumlah petugas kesehatan melakukan aksi pemalangan kantor
sebagai bentuk kekecewaan terhadap pimpinan mereka. Aksi ini menjadi sorotan
publik karena menyinggung isu sensitif: transparansi anggaran dan ketimpangan
kebijakan dalam pelayanan kesehatan.
Para petugas menempelkan sejumlah
poster dan karton bertuliskan tuntutan di dinding dan jendela puskesmas.
Tertulis antara lain, “Kepala Puskesmas Harus Diganti,” dan “Kami
Minta Penjelasan Kenapa Uang TPP Dipotong.” Tulisan-tulisan itu menjadi
simbol kemarahan dan keputusasaan para tenaga medis yang merasa tidak dihargai.
Para petugas mengaku kecewa
dengan kebijakan pimpinan puskesmas yang dianggap tidak transparan dalam
pengelolaan dana operasional dan Tunjangan Penghasilan Pegawai (TPP).
Mereka menilai, tidak ada penjelasan resmi mengenai pemotongan tunjangan yang
mereka alami, padahal seluruh staf tetap aktif melaksanakan tugas di lapangan.
“Kami sudah bekerja sesuai
tanggung jawab, tapi gaji dan tunjangan kami justru dipotong tanpa alasan yang
jelas,” ujar salah satu petugas yang enggan disebutkan namanya.
Selain itu, mereka mendesak agar semua
dana operasional puskesmas diumumkan secara terbuka, sehingga setiap petugas
mengetahui alokasi dan penggunaannya. Bagi mereka, transparansi adalah kunci
untuk membangun kepercayaan dan meningkatkan kinerja layanan kesehatan di
wilayah pedalaman.
Isu lain yang turut disorot
adalah keberadaan Sekretariat Puskesmas Atuka yang berada di Kota Timika, jauh
dari lokasi pelayanan masyarakat. Para petugas menilai hal ini tidak efisien
dan hanya memboroskan anggaran.
“Sekretariat di kota tidak ada
manfaatnya bagi pelayanan di kampung. Kami butuh fasilitas yang langsung
mendukung masyarakat, bukan birokrasi di kota,” kata salah seorang petugas
lainnya.
Mereka juga meminta agar speedboat
puskesmas selalu tersedia dan berada di lokasi kerja, karena transportasi air
merupakan sarana utama untuk menjangkau warga di wilayah terpencil. Sering
kali, pelayanan kesehatan terhambat karena speedboat tidak berada di tempat
atau tidak berfungsi dengan baik.
Sebagai puncak tuntutan, para
petugas mendesak Bupati dan Wakil Bupati Mimika, serta Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Mimika, untuk segera mengganti Kepala Puskesmas Atuka, Lia Tahitu.
Mereka menilai, pergantian
pimpinan adalah langkah paling realistis untuk mengembalikan kepercayaan dan
memperbaiki sistem kerja yang dinilai sudah tidak sehat.
“Kami tidak ingin konflik terus
berlarut. Kami hanya ingin pimpinan yang bisa mendengarkan, jujur, dan mau
melibatkan semua pihak, termasuk OAP,” tegas perwakilan petugas dalam aksi
tersebut.
Aksi ini juga menjadi refleksi
dari tuntutan Orang Asli Papua (OAP) agar lebih dilibatkan dalam proses
pengambilan keputusan dan pengelolaan anggaran publik di sektor kesehatan.
Hingga berita ini diterbitkan, Kepala
Puskesmas Atuka, Lia Tahitu, belum memberikan tanggapan resmi atas aksi
pemalangan dan berbagai tuntutan tersebut.
Tim Papua News Online masih berupaya menghubungi pihak terkait, termasuk Dinas
Kesehatan Kabupaten Mimika, untuk mendapatkan klarifikasi dan penjelasan lebih
lanjut.
Sementara itu, suasana di lokasi pemalangan masih kondusif. Para petugas tetap berjaga di area puskesmas sambil menunggu respons dari pemerintah daerah dan dinas terkait.
Penulis: Jidan
Editor: GF