logo-website
Kamis, 16 Okt 2025,  WIT

Karyawan Puskesmas Atuka Protes Potongan Tunjangan, Tuntut Keadilan dan Transparansi Manajemen

Tenaga kesehatan di Puskesmas Atuka, Mimika, menyuarakan ketidakpuasan terhadap kebijakan pemotongan tunjangan. Mereka menuntut kejelasan, transparansi, dan perhatian serius dari pemerintah daerah demi keadilan dan kesejahteraan petugas di lapangan.

Papuanewsonline.com - 15 Okt 2025, 20:44 WIT

Papuanewsonline.com/ Pendidikan & Kesehatan

Sejumlah tenaga kesehatan dan karyawan Puskesmas Atuka menulis dan membacakan tuntutan mereka terkait pemotongan tunjangan di halaman puskesmas. Aksi tersebut berlangsung damai sebagai bentuk seruan keadilan dan transparansi terhadap manajemen Puskesmas Atuka.

Papuanewsonline.com, Mimika — Ketegangan terasa di halaman Puskesmas Atuka, Kabupaten Mimika, ketika sejumlah tenaga kesehatan dan karyawan puskesmas menggelar aksi protes menuntut keadilan atas pemotongan tunjangan yang mereka nilai tidak transparan. Dalam aksi damai yang dilakukan di depan kantor puskesmas itu, para tenaga kesehatan membawa papan tuntutan bertuliskan aspirasi mereka dan menyerukan agar hak-hak mereka segera dikembalikan.


Aksi tersebut mencerminkan kekecewaan mendalam para karyawan terhadap manajemen Puskesmas Atuka yang dianggap tidak memberikan penjelasan jelas terkait pemotongan tunjangan tanpa dasar yang kuat.


“Kami merasa terpinggirkan dan tidak dihargai. Tunjangan kami dipotong tanpa alasan yang jelas, dan kami juga tidak pernah dilibatkan dalam kegiatan program Puskesmas,” ujar Karel Mapupia, salah satu perawat Puskesmas Atuka, dengan nada kecewa.

Karel bersama rekan-rekannya menilai, kebijakan pemotongan tunjangan tersebut sangat merugikan mereka yang selama ini bekerja keras di lapangan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, terutama di wilayah terpencil. Mereka menuntut agar pihak Kepala Puskesmas Atuka dan Pemerintah Kabupaten Mimika segera turun tangan untuk memberikan penjelasan serta mengembalikan tunjangan mereka seperti semula.

Selain meminta pemulihan hak, para tenaga kesehatan juga menuntut dilakukannya investigasi menyeluruh terhadap pengelolaan dana tunjangan dan insentif tenaga kesehatan di Puskesmas Atuka. Mereka khawatir, ada maladministrasi atau penyalahgunaan wewenang yang menyebabkan hak mereka tidak tersalurkan secara penuh.

“Kami tidak menolak kebijakan jika memang ada alasan yang kuat dan sesuai aturan. Tapi selama ini kami tidak pernah diberi penjelasan. Kami hanya ingin keadilan dan kejelasan,” tambah Karel.

Para karyawan juga menyerukan agar pemerintah daerah memperkuat pengawasan terhadap pengelolaan dana kesehatan, baik yang bersumber dari APBD maupun program pusat. Menurut mereka, ketidakjelasan seperti ini bisa menurunkan semangat kerja dan berdampak pada kualitas pelayanan terhadap masyarakat.

Protes yang dilakukan para tenaga kesehatan Puskesmas Atuka menjadi pengingat penting bagi pemerintah daerah tentang kesejahteraan tenaga medis yang selama ini menjadi ujung tombak pelayanan publik. Mereka menegaskan bahwa motivasi dan dedikasi tenaga kesehatan akan sangat bergantung pada kepastian hak-hak mereka.

“Kami tidak hanya bekerja untuk gaji, tapi juga untuk pengabdian. Namun, ketika hak kami diabaikan, semangat kerja kami juga menurun,” ujar salah satu tenaga bidan yang enggan disebutkan namanya.


Masyarakat sekitar juga turut memberikan dukungan moral terhadap aksi ini. Mereka berharap pemerintah segera menyelesaikan persoalan secara adil dan terbuka, agar pelayanan kesehatan di Puskesmas Atuka tetap berjalan optimal.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak manajemen Puskesmas Atuka belum memberikan keterangan resmi terkait alasan pemotongan tunjangan tersebut. Namun, sejumlah pihak di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika disebut telah mengetahui persoalan ini dan tengah mengupayakan mediasi antara karyawan dan manajemen puskesmas.

Pemerintah Kabupaten Mimika diharapkan segera menindaklanjuti keluhan ini agar tidak terjadi gejolak di lingkungan tenaga kesehatan lainnya. Transparansi dan komunikasi terbuka dianggap sebagai solusi utama untuk mengembalikan kepercayaan para petugas medis yang selama ini mengabdikan diri di wilayah pedalaman.

 

 

Penulis: Hendrik

Editor: GF

Bagikan berita:
To Social Media :
Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE