SMA Transformasi Nusantara Timika Tembus Target Siswa dalam 100 Hari
Sekolah gratis 12 jam sehari hasil kolaborasi Pemkab Mimika, PT Freeport Indonesia, dan YPMAK ini tawarkan 6 jurusan unggulan, fasilitas modern, dan misi mengangkat budaya Papua ke panggung pendidikan nasional.
Papuanewsonline.com - 11 Agu 2025, 18:21 WIT
Papuanewsonline.com/ Pendidikan & Kesehatan

Papuanewsonline.com, Mimika – Sebuah gebrakan di dunia pendidikan menengah atas hadir di Kabupaten Mimika, Papua Tengah. SMA Transformasi Nusantara, yang beroperasi di Gedung Multi Purpose Community Center (MPCC) YPMAK, Jalan Hadelisari, Kelurahan Kwamki, berhasil mencapai target kuota 70 siswa hanya dalam 100 hari sejak resmi dibuka. Capaian ini menjadi bukti bahwa konsep pendidikan inovatif yang ditawarkan sekolah ini disambut positif oleh masyarakat.
Sekolah yang dikelola dengan
sistem all day school 12 jam penuh dan memberikan makan gratis kepada
seluruh siswa ini merupakan hasil kolaborasi strategis antara Pemerintah
Kabupaten Mimika, PT Freeport Indonesia, dan Yayasan Pemberdayaan Masyarakat
Amungme dan Kamoro (YPMAK).
Penanggung Jawab STN Mimika, Yoan
Tanamal mewakili kepala sekolah dalam wawancara eksklusif di Gedung MPCC YPMAK,
mengungkapkan bahwa perjalanan menuju keberhasilan ini tidak mulus.
“Tantangan terbesar kami adalah
waktu pembukaan yang terlambat dibanding sekolah-sekolah lain di Timika.
Siswa-siswi rata-rata sudah mendaftar di sekolah lain,” jelasnya.
Namun, tim sekolah tidak menyerah. Mereka menerapkan strategi jemput bola, mendatangi langsung calon siswa dan orang tua untuk menjelaskan konsep pendidikan yang berbeda dari sekolah konvensional. Hasilnya, kabar tentang SMA Transformasi Nusantara menyebar cepat, didukung pemberitaan media dan respons positif masyarakat.
SMA Transformasi Nusantara
menghadirkan enam jurusan yang dirancang menjawab kebutuhan masa depan yaitu, Leadership
Transformation, Business Development, Computer Science & Technology, Hotel
& Tourism Management, Art & Media Design, Sport Ability.
Berbeda dari kebanyakan sekolah,
SMA Transformasi Nusantara memadukan kurikulum modern dengan nilai-nilai lokal
Papua.
“Kita sama sekali tidak mau
mengesampingkan budaya Papua. Nilai-nilai itu kita hidupi secara intelektual
dalam dunia pendidikan,” ujar Yoan.
Kebijakan rekrutmen guru pun
mencerminkan komitmen ini, dengan melibatkan tenaga pengajar asli Papua dan
profesional dari Jakarta.
Meski fokus pada pemberdayaan
anak-anak Papua, sekolah ini terbuka untuk semua kalangan. Komposisi siswa saat
ini mencerminkan keberagaman latar belakang, dari OAP (Orang Asli Papua) hingga
anak-anak karyawan perusahaan.
“Sekolah ini untuk semua.
Fasilitasnya berkualitas, jadi siapa pun bisa memilih,” tambah Yoan.
SMA Transformasi Nusantara memiliki visi untuk menjadi sekolah berasrama pada 2026. Menurut Yoan, hidup bersama dalam lingkungan pendidikan akan memperkuat pembentukan karakter siswa. Saat ini, manajemen tengah mematangkan rencana lokasi dan infrastruktur untuk mendukung program tersebut.
Yoan menegaskan bahwa
keberhasilan sekolah ini merupakan hasil kerja sama erat tiga institusi besar:
Pemkab Mimika, PT Freeport Indonesia, dan YPMAK, dengan dukungan Yayasan World
Harvest Ministry.
“Kami bersyukur atas perhatian
pemerintah dan semua pihak yang punya hati memajukan pendidikan anak-anak
Papua,” ujarnya.
Di akhir wawancara, Yoan
berpesan:
“Sekolah berkualitas bukan lagi
mimpi. Itu sudah ada di Timika. Mari anak-anak Papua dan seluruh Nusantara,
manfaatkan kesempatan ini.”
Penulis : Fadli
Editor : GF