Kemenko Polkam Tegaskan Komitmen Penguatan Indeks Keamanan Laut Nasional
Rapat Koordinasi Bersama 31 Kementerian/Lembaga Jadi Momentum Strategis Wujudkan Laut Indonesia yang Aman, Modern, dan Berdaya Saing Global
Papuanewsonline.com - 19 Sep 2025, 02:40 WIT
Papuanewsonline.com/ Politik & Pemerintahan

Papuanewsonline.com, Jakarta – Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam) menegaskan keseriusan dalam memperkuat Indeks Keamanan Laut Nasional (IKLN) sebagai salah satu agenda prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.
Komitmen ini ditegaskan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara dan Kesatuan Bangsa (Hanneg Kesbang), Mayjen TNI Purwito Hadi Wardhoni, saat membuka Rapat Koordinasi Analisis Strategi Kementerian/Lembaga dalam Mendukung Penguatan IKLN, di Jakarta, Rabu (17/9/25).
“Keamanan laut bukan sekadar
urusan militer. Ia juga mencakup penegakan hukum, budaya keselamatan,
perlindungan lingkungan, pemberantasan narkotika, hingga pembinaan masyarakat
pesisir. Semua aspek ini harus berjalan seiring agar indeks keamanan laut benar-benar
tercapai dan memberi manfaat nyata bagi bangsa,” ujar Purwito.
Purwito menyoroti adanya tumpang
tindih kewenangan antar lembaga penegak hukum laut yang dinilai menghambat
efektivitas operasi. Karena itu, ia menegaskan sinergi lintas sektor adalah
kunci utama.
“Kemenko Polkam berperan sebagai
koordinator sekaligus motor penggerak. Dengan modernisasi alutsista,
peningkatan kualitas SDM, serta sinkronisasi regulasi, laut Indonesia akan
lebih aman, berdaya saing, sekaligus mendukung kesejahteraan rakyat,” tegasnya.
Rakor yang dihadiri perwakilan 31
kementerian dan lembaga itu menampilkan beragam masukan penting:
KNKT menyoroti keterbatasan
jumlah investigator pelayaran yang hanya 9 orang.
TNI Angkatan Laut menyampaikan
kesenjangan kebutuhan ideal 250 kapal perang dibanding realisasi 166 unit,
ditambah kendala BBM, radar, dan logistik.
Kesatuan Penjagaan Laut dan
Pantai (KPLP) menekankan pengawasan keselamatan pelayaran serta pencegahan
pencemaran laut.
KLH mengungkap keterbatasan
armada dan personel dalam menindak pencemaran laut.
Polairud Polri mengakui
intensitas patroli udara dan laut tinggi, namun wilayah pengawasan yang luas
masih jadi kendala.
KKP mengangkat isu perbedaan
metode penghitungan coverage area antar instansi serta minimnya anggaran BBM
dan satelit komunikasi.
BRIN menawarkan kajian riset
terkait standar kapal patroli, sistem pemantauan, dan sinkronisasi regulasi.
BNN mengingatkan ancaman
narkotika lewat jalur laut serta dampaknya terhadap ekspor perikanan.
Setneg menekankan pentingnya
metodologi pengukuran IKLN yang kredibel agar diakui internasional.
BMKG menyatakan siap mendukung
dengan data cuaca ekstrem laut untuk mitigasi kecelakaan.
Sementara itu, Bakamla menegaskan
manfaat luas dari IKLN. Bagi pemerintah, ia menjadi dasar pembentukan postur
keamanan laut nasional. Bagi akademisi, sebagai bahan riset dan kajian
strategis. Sedangkan bagi dunia usaha, IKLN adalah indikator penting untuk
investasi maritim.
Riset bahkan menunjukkan kenaikan satu poin IKLN berbanding lurus dengan meningkatnya nilai investasi di sektor maritim. Karena itu, Bakamla mendorong adanya peningkatan kualitas data, konsistensi koordinasi, serta dukungan anggaran berkelanjutan agar IKLN benar-benar kredibel, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Melalui rakor ini, Kemenko Polkam
menandai langkah awal penting menuju tata kelola keamanan laut yang lebih
terpadu, modern, dan berbasis kolaborasi lintas sektor.
“Dengan komitmen bersama seluruh K/L, target penguatan IKLN diharapkan dapat tercapai sesuai RPJMN 2025–2029. Laut Indonesia yang aman bukan hanya memperkuat ketahanan nasional, tetapi juga menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia,” tutup Purwito.(GF)