logo-website
Minggu, 24 Agu 2025,  WIT

Pj Gubernur Papua Ajak Warga Jaga Kedamaian Pasca-PSU

Agus Fatoni bersama tokoh adat, agama, dan pemuda menyerukan persatuan serta kesabaran menanti keputusan MK demi Papua yang damai

Papuanewsonline.com - 23 Agu 2025, 19:02 WIT

Papuanewsonline.com/ Politik & Pemerintahan

Pj Gubernur Papua, Agus Fatoni, saat memberikan keterangan kepada awak media saat melaksanakan "sidak" harga beras dan stabilisasi beras di Kota Jayapura (22/8/2025).

Papuanewsonline.com, Jayapura – Pasca pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pemilihan Gubernur Papua, suasana politik di Bumi Cenderawasih memasuki fase krusial. Menyikapi hal ini, Penjabat (Pj) Gubernur Papua, Agus Fatoni, menyerukan kepada seluruh masyarakat untuk tetap menjaga kedamaian, persaudaraan, dan persatuan demi stabilitas Papua.


Dalam keterangan persnya di Jayapura, Jumat (22/8/2025), Fatoni didampingi sejumlah tokoh masyarakat, agama, adat, serta pemuda Papua. Mereka bersama-sama menegaskan pentingnya sikap dewasa dan kedewasaan politik seluruh elemen masyarakat setelah melewati proses demokrasi yang melelahkan.

Agus Fatoni menegaskan bahwa demokrasi sejati bukan hanya soal memilih pemimpin, tetapi juga tentang kemampuan masyarakat menerima hasil dengan lapang dada.

“Mari kita tunjukkan bahwa masyarakat Papua adalah masyarakat yang cinta damai, menjunjung tinggi persaudaraan, dan menghormati hukum. Jangan mudah terprovokasi isu-isu yang bisa memecah belah kita,” tegas Fatoni di hadapan awak media.

Ia menekankan bahwa perbedaan pilihan politik tidak boleh menjadi alasan untuk merusak kerukunan yang sudah terjalin. Justru, momentum pasca-PSU ini harus dijadikan ajang memperkuat solidaritas antarwarga.

Pj Gubernur juga mengingatkan bahwa perjalanan demokrasi Papua masih berlanjut. Setelah pleno penetapan hasil PSU oleh KPU Papua, tahapan berikutnya akan berada di tangan Mahkamah Konstitusi (MK).

“Apapun hasilnya nanti, itulah yang terbaik untuk Papua. Mari kita hormati keputusan MK dan laksanakan dengan penuh tanggung jawab,” tambahnya.

Menurut Fatoni, menjaga kedamaian selama menunggu putusan MK adalah wujud kedewasaan politik sekaligus kontribusi nyata masyarakat dalam memperkuat demokrasi di Papua.

Seruan Fatoni mendapat dukungan luas dari berbagai tokoh masyarakat Papua. Tokoh adat menekankan bahwa budaya Papua selalu menjunjung tinggi nilai persaudaraan dan rekonsiliasi. Tokoh agama pun menyerukan doa bersama lintas gereja dan masjid agar Papua tetap dalam suasana damai.

Sementara itu, para pemuda menegaskan komitmennya untuk tidak terprovokasi serta terus menjadi motor penggerak kedamaian di tengah masyarakat.

Lebih jauh, Fatoni berharap seluruh masyarakat dapat melihat PSU bukan sebagai ajang perpecahan, melainkan sebagai bukti kedewasaan demokrasi Papua di mata nasional maupun internasional.

“Jika kita bisa menjaga kedamaian, itu artinya kita sudah menang lebih dulu. Menang bukan hanya karena politik, tapi karena kita bisa merawat Papua agar tetap maju dan damai,” pungkasnya.

Dengan semangat persatuan ini, Papua diharapkan mampu melewati fase politik pasca-PSU dengan tenang, tanpa gejolak, dan tetap fokus pada pembangunan serta kesejahteraan masyarakat.

 

Penulis : Jidan

Editor : GF

Bagikan berita:
To Social Media :
Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE