logo-website
Jumat, 31 Okt 2025,  WIT

TIFA Creative Timika Bawa Pesona Papua ke Maluku Tenggara di Festival Meti Kei 2025

Kolaborasi Budaya Papua–Kei Jadi Simbol Persaudaraan Nusantara di Pesisir Ngur Sarnadan

Papuanewsonline.com - 30 Okt 2025, 22:32 WIT

Papuanewsonline.com/ Seni & Budaya

Para penari dari TIFA Creative Timika menampilkan tarian adat Papua dan Kei dengan penuh semangat di panggung Festival Meti Kei 2025 di Pantai Ngur Sarnadan, Maluku Tenggara.

Papuanewsonline.com, Maluku Tenggara — Langit sore Pantai Ngur Sarnadan, Ohoililir, menjadi saksi bagaimana semangat budaya dan persaudaraan antar daerah hidup dalam gerak dan irama. Di bawah gemuruh tepuk tangan penonton, TIFA Creative Timika tampil memukau di panggung Festival Meti Kei 2025, Kamis (30/10/2025). Sepuluh penari muda dari Kabupaten Mimika, Papua Tengah, sukses menghadirkan penampilan memikat yang menggabungkan keindahan tarian adat Papua dan nuansa khas budaya Kei.


Gerakan penuh semangat, diiringi tabuhan tifa dan nyanyian etnik, menggambarkan kekuatan persatuan dan cinta terhadap tanah air. Bukan sekadar pertunjukan seni, penampilan mereka menjadi simbol kolaborasi budaya antara dua wilayah timur Indonesia yang kaya nilai dan tradisi.

“Kami sangat bangga bisa membawa nama Timika ke Festival Meti Kei 2025. Ini bukan hanya tentang menari, tapi tentang memperkenalkan jati diri dan semangat kebudayaan Papua kepada saudara-saudara kami di Maluku Tenggara,” ujar Yosef, Ketua TIFA Creative Timika, dengan wajah penuh haru dan bangga.

Dalam penampilannya, TIFA Creative Timika membawakan repertoar bertajuk “Irama Tifa di Bawah Matahari Timur”, sebuah karya tari yang memadukan unsur gerak tradisional Papua dengan gaya tarian Kei yang lembut namun energik. Tema tersebut menggambarkan kehidupan masyarakat pesisir yang hidup berdampingan dengan laut, serta semangat gotong royong yang menjadi fondasi budaya di timur Nusantara.


Penampilan ini tak hanya menghibur, tetapi juga menyampaikan pesan tentang pentingnya menjaga nilai-nilai adat dan harmoni alam. Setiap hentakan kaki dan ayunan tangan para penari membawa penonton larut dalam suasana sakral yang merefleksikan kekuatan spiritual masyarakat Papua.

“Kami ingin menunjukkan bahwa budaya bukan hanya warisan masa lalu, tapi juga jembatan masa depan. Melalui tarian ini, kami ingin menyatukan perbedaan lewat seni,” tambah Yosef.

Festival Meti Kei merupakan acara budaya tahunan yang merayakan fenomena alam “meti”—saat air laut surut dan memperlihatkan hamparan pasir putih yang menghubungkan pulau-pulau di Kepulauan Kei. Fenomena alam unik ini selalu menjadi momentum perayaan besar yang diwarnai dengan pameran budaya, parade seni, dan pertunjukan musik tradisional.

Tahun 2025, festival ini menjadi lebih istimewa karena menghadirkan kolaborasi budaya lintas provinsi, termasuk dari Papua Tengah. Pemerintah Daerah Maluku Tenggara juga mengapresiasi partisipasi TIFA Creative Timika sebagai bentuk nyata dari semangat Bhinneka Tunggal Ika.

“Kolaborasi seperti ini penting untuk memperkuat jalinan antar daerah di Indonesia Timur. Kehadiran Timika memberikan warna baru dan semangat kebersamaan yang luar biasa,” ujar salah satu panitia Festival Meti Kei 2025.

Kehadiran TIFA Creative Timika di ajang ini menjadi bukti bahwa generasi muda Papua memiliki semangat besar untuk mengangkat dan melestarikan kebudayaan lokal. Melalui seni tari, mereka bukan hanya memperkenalkan budaya Papua ke daerah lain, tetapi juga memperkuat jalinan emosional antara masyarakat Papua dan Maluku Tenggara yang selama ini memiliki akar sejarah dan budaya yang saling bersinggungan.

“Kami ingin agar anak-anak muda di seluruh Indonesia bisa saling mengenal budaya masing-masing. Dari sinilah kita belajar menghargai perbedaan dan memperkuat persatuan,” pungkas Yosef.



Penulis: Hendrik

Editor: GF

Bagikan berita:
To Social Media :
Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE