logo-website
Minggu, 05 Okt 2025,  WIT

Kapolda Aceh Ajak Mahasiswa USK Jadi Garda Depan Harmoni Sosial dan Penegakan Hukum yang Berkeadilan

Dalam kuliah umum di Universitas Syiah Kuala, Irjen Pol. Marzuki Ali Basyah menekankan peran strategis generasi muda dalam menjaga kamtibmas, menumbuhkan keadilan, serta memastikan pembangunan Aceh berjalan di atas pondasi keamanan dan ketertiban.

Papuanewsonline.com - 01 Okt 2025, 21:49 WIT

Papuanewsonline.com/ Pendidikan & Kesehatan

Kapolda Aceh Irjen Pol. Marzuki Ali Basyah saat menyampaikan kuliah umum di Universitas Syiah Kuala (USK), Banda Aceh. Dalam kesempatan itu, Kapolda menekankan pentingnya peran mahasiswa sebagai agen perubahan dalam menjaga harmoni kamtibmas dan menegakkan hukum yang berkeadilan.

Papuanewsonline, Banda Aceh - Gedung AAC Dayan Dawood Universitas Syiah Kuala (USK) dipadati ratusan mahasiswa dari berbagai fakultas pada Selasa (30/9/2025), saat Kapolda Aceh Irjen Pol. Marzuki Ali Basyah hadir sebagai pembicara dalam kuliah umum bertema “Harmoni Keamanan dan Ketertiban Masyarakat serta Penegakan Hukum.”


Dalam kesempatan tersebut, Kapolda menegaskan bahwa keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) tidak bisa hanya dibebankan kepada aparat kepolisian, melainkan merupakan hasil kerja sama dan partisipasi seluruh elemen bangsa, terutama generasi muda.


“Mahasiswa memiliki posisi istimewa sebagai agen perubahan. Dengan pengetahuan, sikap kritis, dan energi positif yang dimiliki, mereka dapat menjadi motor penggerak terciptanya harmoni sosial, sekaligus mitra strategis Polri dalam menjaga kamtibmas,” ujar Kapolda di hadapan para mahasiswa.

Irjen Pol. Marzuki juga mengingatkan bahwa penegakan hukum harus dilaksanakan dengan mengedepankan rasa keadilan dan nilai-nilai kearifan lokal. Menurutnya, hukum bukan hanya sarana untuk menghukum, tetapi juga instrumen untuk membina, mencegah, dan menciptakan rasa aman.

“Tujuan besar kepolisian adalah membangun masyarakat madani, yakni masyarakat yang adil, makmur, beradab, dan menjunjung tinggi hukum serta moral. Konsep ini sangat sejalan dengan jati diri Aceh sebagai daerah yang religius, berbudaya, dan demokratis,” tegasnya.

Lebih jauh, ia menekankan bahwa Aceh memiliki potensi besar di bidang sumber daya alam, budaya, dan letak geografis yang strategis. Namun, semua itu hanya bisa dikelola jika daerah tetap stabil dan kondusif. Keamanan, menurutnya, adalah fondasi utama kemajuan ekonomi, pendidikan, hingga sosial masyarakat.

Dalam kuliah umum itu, Kapolda juga menguraikan tiga pilar utama dalam menciptakan keamanan yang berkelanjutan: aturan hukum yang jelas, aparat penegak hukum yang berintegritas, serta kesadaran masyarakat untuk menaati aturan. Ketiga unsur tersebut harus berjalan seimbang agar tercipta rasa aman yang berkelanjutan.


Selain penyampaian materi, sesi dialog interaktif dengan mahasiswa menjadi bagian menarik dari kuliah umum tersebut. Pertanyaan seputar tantangan hukum di era digital, keamanan data, hingga upaya pencegahan kriminalitas dunia maya mencuat dalam diskusi yang berlangsung hangat.

Menutup kegiatan, Kapolda Aceh mengajak mahasiswa untuk terus menjaga persatuan, mengedepankan musyawarah, serta mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.
“Harmoni kamtibmas hanya bisa diwujudkan jika kita mampu menumbuhkan sikap saling percaya, saling menghormati, dan menjadikan persatuan sebagai kekuatan utama,” pungkasnya.(GF)

 


Bagikan berita:
To Social Media :
Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE