Guru Melani Wamea Tewas Diserang KKB di Yahukimo: Dikenal sebagai Sosok Pengabdi di Pegunungan
Serangan keji terjadi di Distrik Holuwon saat korban tengah menjalankan tugasnya sebagai pendidik; aparat masih memburu pelaku yang diduga berasal dari kelompok separatis bersenjata
Papuanewsonline.com - 11 Okt 2025, 21:29 WIT
Papuanewsonline.com/ Hukum & Kriminal

Papuanewsonline.com, Yahukimo — Duka mendalam menyelimuti dunia pendidikan di Papua Pegunungan. Seorang guru perempuan bernama Melani Wamea, yang selama ini dikenal sebagai sosok berdedikasi tinggi di daerah pedalaman, tewas setelah menjadi korban serangan brutal Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Holuwon, Kabupaten Yahukimo.
Peristiwa tragis itu terjadi pada
Jumat (10/10/2025) sore, ketika korban sedang berada di lingkungan tempat
tinggalnya usai mengajar. Tanpa diduga, sekelompok orang bersenjata menyerang
secara membabi buta.
Kapolres Yahukimo AKBP Zeth
Zalino membenarkan kejadian tersebut. Ia mengungkapkan bahwa korban ditemukan
dalam kondisi mengenaskan oleh warga setempat.
“Korban ditemukan dalam keadaan
bersimbah darah dan masih mengeluarkan rintihan suara oleh seorang saksi yang
kemudian meminta bantuan untuk mengevakuasi korban,” ujar Kapolres Zeth Zalino
dalam keterangannya, Sabtu (11/10/2025).
Mendapat laporan, tim gabungan
aparat keamanan bersama masyarakat segera mengevakuasi korban ke lapangan udara
terdekat menggunakan kendaraan darurat seadanya. Kondisi geografis Holuwon yang
sulit dijangkau memperlambat proses penyelamatan.
Korban akhirnya berhasil
dievakuasi menggunakan dua pesawat Mission Aviation Fellowship (MAF) menuju Wamena
untuk mendapatkan pertolongan medis. Namun, di tengah perjalanan udara, Melani
Wamea dinyatakan meninggal dunia akibat luka parah yang dideritanya.
“Kami sudah berupaya semaksimal
mungkin mengevakuasi korban, namun nyawanya tidak tertolong. Luka yang dialami
sangat serius akibat penganiayaan,” tambah Kapolres Zeth.
Setibanya di Wamena, jenazah
disambut penuh haru oleh rekan guru dan petugas gereja. Doa bersama dipanjatkan
sebagai bentuk penghormatan terakhir bagi almarhumah yang selama ini dikenal
sebagai guru yang tekun, sabar, dan penuh kasih kepada murid-muridnya.
Hingga kini, aparat keamanan
TNI-Polri masih melakukan penyelidikan intensif untuk mengidentifikasi pelaku
dan motif di balik serangan keji tersebut. Dugaan sementara, aksi tersebut
dilakukan oleh kelompok separatis bersenjata yang selama ini beroperasi di
wilayah pegunungan Yahukimo.
“Kami sedang melakukan
penyelidikan dan pengejaran. Pelaku akan kami kejar dan proses sesuai hukum
yang berlaku,” tegas Kapolres Yahukimo.
Pihak kepolisian juga
meningkatkan patroli dan pengamanan di sejumlah distrik sekitar Holuwon guna
mencegah serangan susulan terhadap warga sipil maupun fasilitas publik.
Melani Wamea bukanlah sosok biasa
di kalangan masyarakat Yahukimo. Ia dikenal luas sebagai guru yang tak pernah
mengeluh, meski harus mengajar di wilayah terpencil dengan keterbatasan
fasilitas. Kepergiannya meninggalkan luka mendalam bagi para siswa dan rekan
kerja.
“Mama Melani selalu datang tepat
waktu dan mengajarkan kami bukan hanya membaca, tapi juga bagaimana hidup rukun
dan semangat,” kata salah satu muridnya dengan mata berkaca-kaca.
Jenazah almarhumah telah
diterbangkan ke Koya Barat, Kota Jayapura, pada Sabtu (11/10/2025) siang untuk
disemayamkan di rumah duka keluarga. Ratusan warga dan rekan seprofesi turut
hadir memberi penghormatan terakhir.
Peristiwa ini kembali menjadi
pengingat bahwa tugas para guru di tanah Papua sering kali dijalani dengan
risiko tinggi. Namun semangat pengabdian mereka tak pernah padam, bahkan di
tengah ancaman keamanan yang masih membayangi sejumlah wilayah.
Penulis: Hendrik
Editor: GF