logo-website
Minggu, 24 Agu 2025,  WIT

Hari Juang Polri Diperingati di Surabaya : Kapolri Beri Penghargaan Kepada Veteran

Sejarah Polisi Republik sejak Proklamasi 1945 kembali dikenang; Kapolri Jenderal Listyo Sigit pimpin upacara, resmikan patung M. Jasin, dan beri penghargaan kepada para veteran

Papuanewsonline.com - 21 Agu 2025, 23:26 WIT

Papuanewsonline.com/ Politik & Pemerintahan

Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo memimpin upacara Hari Juang Polri di Monumen Perjuangan Polri, Surabaya, sekaligus meresmikan patung M. Jasin sebagai simbol perjuangan Polisi Istimewa pada 1945.

Papuanewsonline.com, Surabaya – Kota Pahlawan hari ini menjadi saksi sejarah ketika Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo memimpin langsung upacara peringatan Hari Juang Polri 2025 di Monumen Perjuangan Polri, Surabaya, Jawa Timur. Upacara digelar khidmat dan penuh makna, dihadiri oleh para mantan Kapolri, pejabat utama Mabes Polri, Forkopimda Jawa Timur, keluarga besar pahlawan Polisi Istimewa M. Jasin, hingga para veteran yang ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan.


Momentum ini bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan penegasan kembali peran Polri dalam sejarah berdirinya Republik Indonesia. Sejarah Hari Juang Polri berakar pada peristiwa heroik 21 Agustus 1945, saat Inspektur Polisi Kelas I M. Jasin membacakan Proklamasi Polisi di Surabaya, menandai kesetiaan kepolisian pada NKRI dan tekad bersatu dengan rakyat menghadapi Jepang maupun sekutu.

Hari Juang Polri lahir dari dinamika pasca proklamasi kemerdekaan RI. Pada 19 Agustus 1945, sidang kedua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) menetapkan status polisi agar masuk ke dalam pemerintahan Indonesia. Menyikapi keputusan itu, M. Jasin bersama pasukan Polisi Istimewa menggelar rapat dan sehari setelahnya, 21 Agustus 1945, mereka menyatakan sumpah setia kepada Republik.

Pada pagi hari itu, M. Jasin membacakan teks Proklamasi Polisi di markas Polisi Istimewa Surabaya. Dari sana, semangat juang menyebar: gudang senjata dilucuti, senjata dibagi ke para pejuang rakyat, pamflet proklamasi ditempel di seluruh penjuru kota. Aksi heroik tersebut menjadi bagian penting dari rangkaian peristiwa menjelang Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.

Rangkaian peristiwa ini menjadi bukti bahwa Polri sejak awal adalah bagian dari perjuangan bangsa. Maka tepatlah ketika Kapolri menerbitkan Keputusan Kapolri Nomor KEP/95/I/2024 yang menetapkan 21 Agustus sebagai Hari Juang Polri.

Dalam upacara Hari Juang Polri 2025, Kapolri Jenderal Sigit bertindak sebagai inspektur upacara di hadapan 977 personel yang menjadi peserta. Hadir pula para tokoh besar kepolisian: mantan Kapolri Jenderal (Purn) KPH Roesdihardjo, Jenderal (Purn) S. Bimantoro, hingga Jenderal (Purn) Sutarman.

Pejabat utama Mabes Polri turut hadir, di antaranya Kabaharkam Polri Irjen Karyoto, Kalemdiklat Komjen Chryshnanda Dwilaksana, Dankorbrimob Komjen Imam Widodo, serta sejumlah kapolda dan pejabat tinggi lainnya. Dari unsur Forkopimda Jatim, hadir Gubernur Khofifah Indar Parawansa, Pangdam V Brawijaya Mayjen Rudy Saladin, Kapolda Jatim Irjen Nanang Avianto, dan pimpinan TNI, kejaksaan, serta DPRD.

Yang membuat upacara semakin istimewa adalah kehadiran keluarga besar M. Jasin dan Moekar (ajudan Jasin), serta para veteran pejuang Seroja Timor Timur. Kapolri juga menyerahkan santunan khusus kepada keluarga pahlawan dan veteran, sebagai bentuk penghormatan atas jasa mereka.

Usai upacara, Kapolri meresmikan Patung M. Jasin di Monumen Polisi Istimewa. Patung setinggi 7 meter tersebut menggambarkan M. Jasin menunggang kuda dengan sorot mata tajam—ikon keberanian Polisi Istimewa.


“Patung ini bukan hanya monumen, tapi simbol perjuangan. Sejarah M. Jasin adalah sejarah Polri, sejarah bangsa. Semangat itu harus diwariskan kepada generasi Polri berikutnya agar selalu dekat dengan rakyat, menjaga NKRI, dan berani menghadapi segala tantangan,” tegas Kapolri dalam sambutannya.

Peringatan Hari Juang Polri 2025 menjadi momentum refleksi bahwa sejak awal lahirnya Republik, polisi adalah garda depan pengabdian kepada bangsa. Bukan hanya aparat penegak hukum, tetapi juga pejuang rakyat yang berdarah-darah demi Merah Putih.

Kapolri menegaskan, ke depan Polri akan terus memperkuat peran sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat, sekaligus menjaga agar nilai patriotisme dan nasionalisme yang diwariskan oleh para pendahulu tetap hidup dalam tubuh Polri.

 

Penulis : GF

Editor : GF

Bagikan berita:
To Social Media :
Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE