Hari Juang Polri Diperingati di Surabaya : Kapolri Beri Penghargaan Kepada Veteran
Sejarah Polisi Republik sejak Proklamasi 1945 kembali dikenang; Kapolri Jenderal Listyo Sigit pimpin upacara, resmikan patung M. Jasin, dan beri penghargaan kepada para veteran
Papuanewsonline.com - 21 Agu 2025, 23:26 WIT
Papuanewsonline.com/ Politik & Pemerintahan

Papuanewsonline.com, Surabaya – Kota Pahlawan hari ini menjadi saksi sejarah ketika Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo memimpin langsung upacara peringatan Hari Juang Polri 2025 di Monumen Perjuangan Polri, Surabaya, Jawa Timur. Upacara digelar khidmat dan penuh makna, dihadiri oleh para mantan Kapolri, pejabat utama Mabes Polri, Forkopimda Jawa Timur, keluarga besar pahlawan Polisi Istimewa M. Jasin, hingga para veteran yang ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan.
Momentum ini bukan sekadar
seremoni tahunan, melainkan penegasan kembali peran Polri dalam sejarah
berdirinya Republik Indonesia. Sejarah Hari Juang Polri berakar pada peristiwa
heroik 21 Agustus 1945, saat Inspektur Polisi Kelas I M. Jasin membacakan Proklamasi
Polisi di Surabaya, menandai kesetiaan kepolisian pada NKRI dan tekad bersatu
dengan rakyat menghadapi Jepang maupun sekutu.
Hari Juang Polri lahir dari
dinamika pasca proklamasi kemerdekaan RI. Pada 19 Agustus 1945, sidang kedua
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) menetapkan status polisi agar
masuk ke dalam pemerintahan Indonesia. Menyikapi keputusan itu, M. Jasin
bersama pasukan Polisi Istimewa menggelar rapat dan sehari setelahnya, 21
Agustus 1945, mereka menyatakan sumpah setia kepada Republik.
Pada pagi hari itu, M. Jasin
membacakan teks Proklamasi Polisi di markas Polisi Istimewa Surabaya. Dari
sana, semangat juang menyebar: gudang senjata dilucuti, senjata dibagi ke para
pejuang rakyat, pamflet proklamasi ditempel di seluruh penjuru kota. Aksi
heroik tersebut menjadi bagian penting dari rangkaian peristiwa menjelang Pertempuran
10 November 1945 di Surabaya.
Rangkaian peristiwa ini menjadi
bukti bahwa Polri sejak awal adalah bagian dari perjuangan bangsa. Maka
tepatlah ketika Kapolri menerbitkan Keputusan Kapolri Nomor KEP/95/I/2024 yang
menetapkan 21 Agustus sebagai Hari Juang Polri.
Dalam upacara Hari Juang Polri
2025, Kapolri Jenderal Sigit bertindak sebagai inspektur upacara di hadapan 977
personel yang menjadi peserta. Hadir pula para tokoh besar kepolisian: mantan
Kapolri Jenderal (Purn) KPH Roesdihardjo, Jenderal (Purn) S. Bimantoro, hingga Jenderal
(Purn) Sutarman.
Pejabat utama Mabes Polri turut
hadir, di antaranya Kabaharkam Polri Irjen Karyoto, Kalemdiklat Komjen
Chryshnanda Dwilaksana, Dankorbrimob Komjen Imam Widodo, serta sejumlah kapolda
dan pejabat tinggi lainnya. Dari unsur Forkopimda Jatim, hadir Gubernur
Khofifah Indar Parawansa, Pangdam V Brawijaya Mayjen Rudy Saladin, Kapolda
Jatim Irjen Nanang Avianto, dan pimpinan TNI, kejaksaan, serta DPRD.
Yang membuat upacara semakin
istimewa adalah kehadiran keluarga besar M. Jasin dan Moekar (ajudan Jasin),
serta para veteran pejuang Seroja Timor Timur. Kapolri juga menyerahkan santunan
khusus kepada keluarga pahlawan dan veteran, sebagai bentuk penghormatan atas
jasa mereka.
Usai upacara, Kapolri meresmikan Patung M. Jasin di Monumen Polisi Istimewa. Patung setinggi 7 meter tersebut menggambarkan M. Jasin menunggang kuda dengan sorot mata tajam—ikon keberanian Polisi Istimewa.
“Patung ini bukan hanya monumen,
tapi simbol perjuangan. Sejarah M. Jasin adalah sejarah Polri, sejarah bangsa.
Semangat itu harus diwariskan kepada generasi Polri berikutnya agar selalu
dekat dengan rakyat, menjaga NKRI, dan berani menghadapi segala tantangan,”
tegas Kapolri dalam sambutannya.
Peringatan Hari Juang Polri 2025
menjadi momentum refleksi bahwa sejak awal lahirnya Republik, polisi adalah
garda depan pengabdian kepada bangsa. Bukan hanya aparat penegak hukum, tetapi
juga pejuang rakyat yang berdarah-darah demi Merah Putih.
Kapolri menegaskan, ke depan
Polri akan terus memperkuat peran sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan
masyarakat, sekaligus menjaga agar nilai patriotisme dan nasionalisme yang
diwariskan oleh para pendahulu tetap hidup dalam tubuh Polri.
Penulis : GF
Editor : GF