Longsor Tambang Emas Ilegal Gunung Botak Mengakibatkan 7 Penambang Meninggal
Kapolres mengatakan tanah longsor terjadi akibat curah hujan yang tinggi.
Papuanewsonline.com - 09 Mar 2025, 20:17 WIT
Papuanewsonline.com/ Hukum & Kriminal

Papuanewsonline.com, Buru - Bencana tanah longsor terjadi di tambang emas ilegal gunung botak, tepatnya di areal kapuran tambang, desa persiapan Wansait, kecamatan Waelata, kabupaten Buru, Sabtu (8/3/2025).
Peristiwa ini mengakibatkan 7 orang penambang, satu diantaranya adalah tukang masak ditemukan meninggal dunia. Mereka ditemukan terkubur material longsor setelah jebolnya bak penampung air akibat tingginya curah hujan pada sabtu pagi.
7 korban tewas diantaranya Isra (51) bersama istrinya Sarbia (49) dan anak mereka Iman (8). Warga Malifut kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara, ini telah dievakuasi ke Ternate menggunakan speedboat milik Pemda Buru.
Selain satu keluarga, korban lainnya yang berasal dari Mauku Utara yang ditemukan meregang nyawa yaitu Badrun (41), dan Asni, tukang masak, warga Desa Tahane, Pulau Makean Ternate, Maluku Utara.
"Kelima korban tersebut telah dievakuasi ke Maluku Utara menggunakan speedboat milik Pemda Buru," kata Kapolres Buru, AKBP. Sulastri Sukidjang.
Dua korban lainnya yang ditemukan meninggal dunia adalah warga Desa Dava, kecamatan Waelata, Buru, yaitu Hendra (59), dan Sudin (41). "Kedua korban sudah dimakamkan di TPU desa Dava," tambah Kapolres.
Sementara korban luka-luka yang ditemukan selamat yaitu Awi (40), warga desa Debowae, kecamatan Waelata. Korban mengalami patah tangan kiri, pinggang kiri dan dirawat di Puskesmas Perawatan Waekasar.
Korban lainnya biasa dipanggil Anak Beta (27), warga desa Dava. Korban mengalami luka pada tangan kiri dan sementara Pulang ke Desa Oki Lama kecamatan Namrole, Kabupaten Buru Selatan. Ia melakukan pengobatan tradisional (urut).
Empat korban lainnya yang ditemukan terluka berasal dari desa Dava. Mereka yaitu Dedi Putabuga (39), mengalami trauma akibat tertimbun material tanah, Gio Putabuga (38), mengalami sakit pada bagian rahang dan mulut akibat tertimpa tanah longsor, Ali Putabuga (27), mengalami luka-luka pada kaki kiri, dan Ecan Putabuga (28), patah kaki kiri.
"Ke empat korban patah dan luka-luka ini berasal dari Kota Mobagu, Sulawesi Utara dan saat ini sementara dirawat oleh keluarga di Desa Dava," ungkapnya.
Kapolres mengatakan, berdasarkan keterangan saksi Ikram Boko yang sementara membantu istrinya memasak di warungnya mendengar suara air mengalir deras dari tebing lokasi longsor.
Mendengar bunyi air saksi keluar warung dan melihat tanah longsor sedang terjadi. Terlihat material tanah dan batu menghantam lokasi tenda-tenda para penambang.
"Setelah dilakukan penggalian di lokasi longsor beberapa korban yang tertimbun berhasil di evakuasi langsung di arak menuju ke desa Dava tepatnya di masjid Nurul Iman untuk dilakukan proses pemakaman dan sebelum diberangkatkan ke Ternate," jelasnya.
Kapolres mengatakan tanah longsor terjadi akibat curah hujan tinggi yang terjadi di areal tersebut.
"Dimungkinkan korban akan bertambah karena menurut informasi yang diperoleh dari saksi bahwa lokasi terjadinya longsor ada beberapa tenda penambang yang ikut tertimbun material tanah longsor," katanya.
Kapolres mengaku hingga saat ini belum dapat dilakukan olah TKP karena kondisi tanah yang masih labil. "Kemungkinan besok baru akan dilakukan olah TKP tergantung situasi yang ada," pungkasnya. PNO-12