7 Wilayah Adat Bersatu Menyambut Gubernur Papua Baru: Momen Sakral Penuh Makna
Prosesi Adat dari Awyu hingga Inanwatan Jadi Simbol Persatuan dan Harapan Baru bagi Tanah Papua di Bawah Kepemimpinan Matius Fakhiri dan Aryoko Rumaropen
Papuanewsonline.com - 01 Nov 2025, 15:22 WIT
Papuanewsonline.com/ Politik & Pemerintahan
Papuanewsonline.com, Jayapura — Tanah Papua kembali menorehkan kisah kebersamaan yang sarat makna. Ribuan masyarakat dari berbagai penjuru Papua tumpah ruah di Kota Jayapura untuk menyambut kedatangan Gubernur Papua, Matius D. Fakhiri, dan Wakil Gubernur, Aryoko Rumaropen, dalam Ibadah Syukur dan Pesta Rakyat, Jumat (31/10/2025).
Kehadiran keduanya disambut dengan prosesi adat dari tujuh wilayah adat di
Tanah Papua, menjadikan momentum ini bukan sekadar seremoni politik, tetapi
juga manifestasi nyata persatuan, penghormatan, dan harapan baru bagi masa
depan Papua.
Penyambutan dimulai dari kediaman
pribadi Gubernur di Jayapura. Di sana, perwakilan masyarakat Awyu dan Inanwatan
mengawali rangkaian penjemputan secara adat, lengkap dengan tarian tradisional,
nyanyian pengiring, dan pengalungan noken sebagai simbol kasih dan
penghormatan.
Rombongan kemudian bergerak
melintasi beberapa titik penting di kota, mulai dari Ruko Dok 2, eks Venue
Selam Kupang Dok II, hingga akhirnya tiba di halaman Kantor Gubernur Papua yang
telah dipenuhi ribuan masyarakat.
Sorak-sorai, tabuhan tifa, dan
gemuruh nyanyian adat menyertai langkah Gubernur dan Wakil Gubernur baru
tersebut. Momen ini menggambarkan bagaimana keragaman budaya justru menjadi
kekuatan utama Papua dalam melangkah bersama menuju babak baru pemerintahan.
“Penyambutan ini mencerminkan
semangat kebersamaan seluruh wilayah adat di Tanah Papua,” ujar Asisten I
Sekretariat Daerah Papua, Yohanes Walilo, yang turut mengatur jalannya prosesi
adat tersebut.
Usai prosesi adat, kegiatan dilanjutkan dengan Ibadah Syukur dan Pesta Rakyat yang terbuka untuk umum.

Acara ini bukan sekadar pesta
kemenangan, melainkan perayaan spiritual dan budaya untuk mengawali masa
kepemimpinan baru yang diharapkan membawa kedamaian, kemajuan, dan
kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Papua.
Suasana penuh kehangatan terasa
di sepanjang area perayaan. Sekitar 80 pelaku UMKM, termasuk mama-mama Papua,
turut meramaikan acara dengan menjajakan aneka kuliner khas seperti papeda,
ikan kuah kuning, dan sagu bakar.
Tak hanya itu, panggung hiburan
rakyat turut dimeriahkan oleh penampilan artis ibu kota dan musisi lokal Papua,
menambah semarak pesta yang dipadati lebih dari 5.000 hingga 10.000 pengunjung.
Penyambutan adat yang melibatkan
tujuh wilayah adat — dari Mamta, Meepago, La Pago, Anim Ha, Domberai, Bomberai
hingga Saireri — menjadi simbol nyata dari harmoni dan tekad bersama membangun
Papua yang damai dan sejahtera.
Setiap wilayah adat turut menampilkan simbol budayanya masing-masing, mulai
dari tarian penyambutan, nyanyian adat, hingga pengalungan manik-manik khas
daerah.
Bagi masyarakat Papua,
penjemputan ini memiliki makna yang dalam: pemimpin tidak hanya dilantik secara
politik, tetapi juga diterima secara adat dan spiritual oleh seluruh anak
negeri.
“Kita berharap dengan semangat
adat ini, Gubernur dan Wakil Gubernur dapat memimpin Papua dengan hati yang
tulus, menghormati nilai-nilai budaya, dan membawa kemajuan yang berpihak pada
rakyat kecil,” ujar salah satu tokoh adat dari wilayah La Pago.
Dengan dilantiknya Matius Fakhiri
dan Aryoko Rumaropen, serta dukungan penuh dari masyarakat adat dan pemerintah
daerah, Papua menatap masa depan dengan optimisme baru.
Pemerintahan yang berpihak pada masyarakat, menghargai budaya lokal, dan
menumbuhkan kolaborasi lintas wilayah diharapkan menjadi tonggak pembangunan
yang lebih inklusif.
“Momentum ini bukan hanya
perayaan, tetapi juga doa bersama agar Papua menjadi tanah yang diberkati,
aman, dan sejahtera,” tutur Walilo menutup rangkaian kegiatan.
Penulis: Jid
Editor: GF