Papuanewsonline.com
BERITA TAG Kesehatan
Homepage
Personel Satgas Keladi Sagu ORC-2025 Cek Kesiapan Sarana Pendukung Pelaksanaan Tugas
Papuanewsonline.com, Jayapura – Personel Keladi Sagu Operasi Rasaka Cartenz-2025 Subsatgas Polresta Jayapura Kota mengecek kesiapan sarana pendukung pelaksanaan tugas operasinya untuk di lapangan, mulai dari alat-alat medis, obat-obatan hingga kendaraan operasional bertempat di Poliklinik Pratama Polresta Jayapura Kota, Selasa (11/3) pagi. Briptu Aan selaku personel Sidokkes Polresta Jayapura Kota terlihat sangat serius untuk menyiapkan semua pendukung pelaksanaan tugasnya nanti saat turun ke masyarakat memberikan pelayanan kesehatan. Kasubsatgas Keladi Sagu ORC-2025 Polresta Jayapura Kota AKP Z. Azhari, A.Mk., S.H saat diwawancarai menyatakan bahwa pihaknya dari Subsatgas Keladi Sagu tentunya harus siap dalam mendukung Operasi Rasaka Cartenz-2025 yang merupakan program Pimpinan dalam memberikan pelayanan lebih kepada masyarakat di bidang kesehatan. "Tadi kami briefing untuk segala persiapan yang harus dicek kembali, baik untuk kelayakan maupun manfaat alat-alat yang diperlukan nantinya ketika kami turun di lapangan," jelas AKP Azhari. Selanjutnya dari hasil pengecekan alat-alat dan sarana pendukung semuanya telah dinyatakan siap, selanjutnya pihak Subsatgas Keladi Sagu akan bangun komunikasi melalui koordinasi langsung dengan Dinas Kesehatan Kota Jayapura terkait sasaran pelaksanaan tugas Subsatgas Keladi Sagu dalam Operasi Rasaka Cartenz-2025."Semoga apa yang telah diprogramkan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui Operasi ini dapat berjalan maksimal dan sesuai harapan dan tujuan perencanaannya, dan tentunya memberikan hasil serta dampak yang lebih terutama kepercayaan publik terhadap Polri," pungkas AKP Azhari. PNO-12
12 Mar 2025, 10:36 WIT
Polres Bursel Terus Lakukan Pencarian Anak Yang Diduga Diterkam Buaya
Papuanewsonline.com, Namrole - Kepolisian Resort Buru Selatan (Bursel) terus melakukan pencarian terhadap Fiki Bantam yang hilang di perairan Air Tanani.Anak berusia 11 tahun ini diduga diterkam buaya saat mencari ikan bersama ayah dan temannya di perairan Air Tanani, Desa Oki Baru, Kecamatan Namrole, Bursel, Sabtu malam (8/3/2025).“Korban belum ditemukan hingga saat ini, dan pencarian masih terus dilakukan, termasuk dengan telah dilakukannya upacara adat,” kata Kapolres Bursel AKBP M. Agung Gumilar, Selasa (11/3/2025).Kejadian naas ini terjadi sekitar pukul 22.00 WIT. Korban bersama ayahnya, Sarfin Bantam, dan temannya Onyong Bone (11) pergi ke pantai mencari ikan. Saat itu air laut surut.Setelah pencarian ikan, ayah korban meminta mereka agar langsung pulang ke rumah. Namun Fiki dan Onyong terlihat bergerak ke arah Air Tanani. Tak lama berselang, Onyong berteriak dan lari ketakutan. Sementara Fiki sempat berteriak, meminta tolong bapaknya sebelum ditarik ke dalam air.Mendengar teriakan anaknya, Sarfin bergegas ke Air Tanani. Ia kemudian hanya menemukan senter kepala milik anaknya di atas pasir. Sarfin juga sempat melihat putranya itu masih muncul di permukaan air. Tak lama kemudian tubuh anaknya ini ditarik masuk oleh sesuatu yang diduga seekor buaya. Kurang lebih 10 menit, Sarfin berusaha memanggil dan berdoa agar anaknya dilepaskan, namun hanya gelembung air yang terlihat hingga akhirnya menghilang di dekat pohon sagu. Sarfin selanjutnya pulang ke rumah memberitahukan, Siti Hajar Nurlatu, istrinya. Mereka lalu bersama warga kembali ke lokasi untuk melakukan pencarian.Pada esok harinya, Minggu (9/3/2025) pukul 10.30 WIT, pihak Kepolisian turun ke lokasi, dipimpin oleh Kapolsek Namrole AKP Bobby Harta Setiadi bersama Bripka Gatot (Bhabinkamtibmas Desa Oki Baru) dan dua anggota lainnya.Pihak keluarga bersama warga setempat juga melakukan upacara adat babeto. Prosesi dipimpin oleh Abu Latbual dan Arsad Latbual dengan harapan korban bisa ditemukan. Namun, hingga saat ini, hasilnya masih nihil.“Pencarian akan terus dilanjutkan dengan melibatkan keluarga korban, pemerintah desa, dan masyarakat setempat. Saat ini, Bhabinkamtibmas, ayah korban, serta penjabat kepala desa dan beberapa staf masih berada di lokasi kejadian untuk memantau perkembangan,” katanya.Kapolres menegaskan, kasus ini menjadi peringatan bagi masyarakat sekitar perairan Air Tanani dan daerah lainnya di Buru Selatan untuk lebih waspada saat beraktivitas di perairan, terutama di malam hari. “Keberadaan buaya di wilayah tersebut perlu diantisipasi demi keselamatan warga,” pinta Kapolres. PNO-12
12 Mar 2025, 09:54 WIT
Polda Papua Gelar Rikmin Awal Taruna Akpol Tahun Anggaran 2025
Papuanewsonline.com, Jayapura – Sebanyak 172 calon Taruna Polri mendaftarkan diri di Polda Papua dalam seleksi administrasi awal (Rikmin) penerimaan calon Taruna Polri Tahun Anggaran 2025, Senin (10/03).Proses seleksi yang dipimpin oleh Kabid Kum Polda Papua, Kombes Pol Dedy Sumarsono S.I.K., M.H., dilakukan di Jajaran Polda Papua ini berlangsung dengan Bersih, transparan, Akuntabel, dan Humanis untuk memastikan hanya peserta terbaik yang dapat melanjutkan ke tahapan berikutnya,Dalam kesempatannya, Kabid Kum Polda Papua menyampaikan bahwa pembukaan pendaftaran ini merupakan agenda tahunan, yang dimana hal ini dilakukan sebagai bentuk regenerasi Polri."Saat ini Para calon taruna ini sedang melakukan pemeriksaan administrasi, dimana hal ini diperlukan untuk melihat dan juga menilai apakah layak dan tidaknya serta kesiapan mereka untuk nantinya menjadi bhayangkara sejati," ujarnya.Kabid Kum juga menambahkan, bahwa ini merupakan pemeriksaaan administrasi, dan awal dari tahapan seleksi yang dimana setelah mereka lulus atau memenuhi kriteria dari tahapan seleksi ini, mereka akan lanjut pada seleksi berikutnya sampai nanti mereka akan mengikuti tes kembali di tingkat mabes Polri."Kami memastikan seluruh tahapan seleksi berjalan dengan adil, tanpa adanya kecurangan atau intervensi dari pihak manapun, dan Para peserta diharapkan mempersiapkan diri dengan baik dan mengikuti proses seleksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” tambah Kabid Kum.Adapun jumlah dari 172 calon Taruna Polri terdiri dari Pria sebanyak 160 Calon, dan Wanita sebanyak 12 Calon. PNO-12
11 Mar 2025, 19:58 WIT
Diduga Masih Tertimbun Longsor, Polres Buru dan SAR Pos Namlea Lakukan Pencarian Penambang
Papuanewsonline.com, Buru - Polres Buru dan SAR Pos Namlea rencananya akan melakukan pencarian terhadap para penambang emas ilegal yang masih tertimbun material longsor di kawasan Gunung Botak, Kabupaten Buru, Senin (10/3/2025).Kapolres Buru AKBP. Sulastri Sukidjang kepada wartawan mengatakan, pasca bencana longsor yang merenggut nyawa 7 orang penambang situasi kamtibmas di wilayah hukum Polres Buru dalam keadaan aman kondusif."Sampai saat ini situasi Kamtibmas di wilkum Buru dalam keadaan tertib, aman dan lancar. Dan kami sudah mengamankan dan melakukan olah TKP, serta memasang police line. Kami juga sudah memeriksa para saksi," kata Kapolres.Mengenai dugaan adanya kurang lebih 20 penambang ilegal yang masih terkubur, Kapolres mengaku hingga saat ini pihaknya masih melakukan identifikasi. Kapolres juga meminta pihak keluarga yang merasa kehilangan agar dapat melaporkan ke Polres Buru untuk diidentifikasi."Dan saya mau sampaikan bahwa saat ini teman-teman dari Basarnas bersama-sama dengan kami akan naik di TKP untuk melakukan pencarian," tambahnya.Untuk diketahui, bencana tanah longsor terjadi pada Sabtu (8/3/2025) pagi. Longsor terjadi akibat bak penampung air jebol setelah tingginya curah hujan. Peristiwa itu menyebabkan 7 orang penambang ilegal ditemukan meninggal dunia tertimbun material longsor. Sementara 6 orang lainnya ditemukan mengalami luka-luka.Dari 7 korban meninggal dunia, 5 diantaranya merupakan warga Maluku Utara dan telah dievakuasi ke Maluku Utara. Sementara dua korban lainya sudah dimakamkan di TPU Desa Dava. PNO-12
10 Mar 2025, 17:44 WIT
Longsor Tambang Emas Ilegal Gunung Botak Mengakibatkan 7 Penambang Meninggal
Papuanewsonline.com, Buru - Bencana tanah longsor terjadi di tambang emas ilegal gunung botak, tepatnya di areal kapuran tambang, desa persiapan Wansait, kecamatan Waelata, kabupaten Buru, Sabtu (8/3/2025).Peristiwa ini mengakibatkan 7 orang penambang, satu diantaranya adalah tukang masak ditemukan meninggal dunia. Mereka ditemukan terkubur material longsor setelah jebolnya bak penampung air akibat tingginya curah hujan pada sabtu pagi.7 korban tewas diantaranya Isra (51) bersama istrinya Sarbia (49) dan anak mereka Iman (8). Warga Malifut kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara, ini telah dievakuasi ke Ternate menggunakan speedboat milik Pemda Buru.Selain satu keluarga, korban lainnya yang berasal dari Mauku Utara yang ditemukan meregang nyawa yaitu Badrun (41), dan Asni, tukang masak, warga Desa Tahane, Pulau Makean Ternate, Maluku Utara."Kelima korban tersebut telah dievakuasi ke Maluku Utara menggunakan speedboat milik Pemda Buru," kata Kapolres Buru, AKBP. Sulastri Sukidjang.Dua korban lainnya yang ditemukan meninggal dunia adalah warga Desa Dava, kecamatan Waelata, Buru, yaitu Hendra (59), dan Sudin (41). "Kedua korban sudah dimakamkan di TPU desa Dava," tambah Kapolres.Sementara korban luka-luka yang ditemukan selamat yaitu Awi (40), warga desa Debowae, kecamatan Waelata. Korban mengalami patah tangan kiri, pinggang kiri dan dirawat di Puskesmas Perawatan Waekasar.Korban lainnya biasa dipanggil Anak Beta (27), warga desa Dava. Korban mengalami luka pada tangan kiri dan sementara Pulang ke Desa Oki Lama kecamatan Namrole, Kabupaten Buru Selatan. Ia melakukan pengobatan tradisional (urut).Empat korban lainnya yang ditemukan terluka berasal dari desa Dava. Mereka yaitu Dedi Putabuga (39), mengalami trauma akibat tertimbun material tanah, Gio Putabuga (38), mengalami sakit pada bagian rahang dan mulut akibat tertimpa tanah longsor, Ali Putabuga (27), mengalami luka-luka pada kaki kiri, dan Ecan Putabuga (28), patah kaki kiri. "Ke empat korban patah dan luka-luka ini berasal dari Kota Mobagu, Sulawesi Utara dan saat ini sementara dirawat oleh keluarga di Desa Dava," ungkapnya.Kapolres mengatakan, berdasarkan keterangan saksi Ikram Boko yang sementara membantu istrinya memasak di warungnya mendengar suara air mengalir deras dari tebing lokasi longsor.Mendengar bunyi air saksi keluar warung dan melihat tanah longsor sedang terjadi. Terlihat material tanah dan batu menghantam lokasi tenda-tenda para penambang."Setelah dilakukan penggalian di lokasi longsor beberapa korban yang tertimbun berhasil di evakuasi langsung di arak menuju ke desa Dava tepatnya di masjid Nurul Iman untuk dilakukan proses pemakaman dan sebelum diberangkatkan ke Ternate," jelasnya. Kapolres mengatakan tanah longsor terjadi akibat curah hujan tinggi yang terjadi di areal tersebut."Dimungkinkan korban akan bertambah karena menurut informasi yang diperoleh dari saksi bahwa lokasi terjadinya longsor ada beberapa tenda penambang yang ikut tertimbun material tanah longsor," katanya.Kapolres mengaku hingga saat ini belum dapat dilakukan olah TKP karena kondisi tanah yang masih labil. "Kemungkinan besok baru akan dilakukan olah TKP tergantung situasi yang ada," pungkasnya. PNO-12
09 Mar 2025, 20:17 WIT
dr Arfin Putuskan Gabung Polri Usai Lihat Pengabdian Polisi di Papua Pegunungan
Papuanewsonline.com, Semarang - Dokter muda campuran Bugis Papua, Arfinsasi Putra (29) pernah punya pengalaman memberikan pelayanan kesehatan di wilayah Papua Pegunungan. Akses, fasilitas dan layanan yang masih terbatas menjadi tantangan tersendiri. Selain itu, dr. Arfin juga sempat menjalani program internship di Rumah Sakit Bhayangkara, Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada bulan Februari 2022 hingga Februari 2023. Berangkat dari pengalaman-pengalaman itu, dia ingin mengabdi sebagai dokter sekaligus anggota Polri di tanah Papua, tempat kelahirannya. “Saya juga memang punya cita-cita jadi polisi, ketika internship di RS Bhayangkara Mataram saya jadi memahami peran dokter di lingkungan kepolisian,” kata Arfin yang lahir 14 September 1995 itu, ditemui di Komplek Akademi Kepolisian (Akpol), Kota Semarang, Jumat (7/3/2025). Dia bercerita, setelah lulus S-1 Kedokteran Umum dari Universitas Cendrawasih, Jayapura, Provinsi Papua, dan internship di RS Bhayangkara Mataram, Provinsi NTB, Arfin bertugas sebagai dokter di Papua di RS Daerah Oksibil, Papua Pegunungan. Di sanalah semangatnya makin menjadi untuk mengabdi jadi insan bhayangkara. Dia selanjutnya lolos seleksi Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS), yang merupakan jalur khusus bagi lulusan D4, S1 ataupun S2 untuk menjadi Perwira Pertama (Pama) Polri. “Saya memang mengikuti seleksi yang diperuntukkan bagi tenaga kesehatan,” kata Arfin. Meskipun bukan Orang Asli Papua (OAP), namun Arfin lahir dan besar di sana. Dia berharap, setelah mengikuti pendidikan dan pengasuhan SIPSS selama 4,5 bulan ini dan resmi jadi perwira Polri, bisa nantinya bertugas sebagai dokter polisi di Papua. “Saya merasa sudah menjadi bagian dari Papua, saya ingin kembali ke sana (bertugas) untuk membantu di sektor kesehatan lewat jalur kepolisian,” tuturnya penuh semangat. PNO-12
09 Mar 2025, 11:00 WIT
Ikut SIPSS, 6 dokter muda Papua Bertekad Tingkatkan Layanan Kesehatan
Papuanewsonline.com, Jakarta - Enam dokter muda asal Papua saat ini tengah menjalani pendidikan Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) Gelombang I tahun 2025. Mereka adalah Jack Johanes Pical, Ilham Aaas Hamka, Alex Stendly Nuburi, Herlambang Andreka Junior Dwi Putra, Arfinsasi Putra dan Marlina Putri Purnama Sari Pekpekai. Para dokter muda ini memiliki latar belakang dan pengalaman yang beragam, namun memiliki satu tujuan yang sama, yakni memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat Papua. Mereka menyadari betul bahwa akses layanan kesehatan di Papua, terutama di daerah pelosok, masih sangat terbatas."Saya melihat sendiri bagaimana sulitnya akses layanan kesehatan di Bintuni. Banyak daerah pesisir dan pegunungan yang kekurangan tenaga dokter. Melalui SIPSS, saya berharap bisa menjadi dokter sekaligus polisi, sehingga dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi masyarakat," ujar Jack Johanes Pical, salah satu peserta didik SIPSS Gel I T.A 2025. Pengalaman yang hampir sama dituturkan Alex Stendly Nuburi. Ia menceritakan kondisi alam Papua menjadi tantangan tersendiri pasien dan juga para tenaga medis. “Tahun 2024 saya bekerja di puskesmas Arbaiz yang terletak di Kabupaten Sarmi yang waktu tempuhnya sekitar 10 jam dari kota Jayapura. Puskesmas saya itu merupakan puskesmas yang terpencil,” kata Alex. Minimnya tenaga medis dan fasilitas Kesehatan di Papua juga menjadi motivasi Herlambang Andreka Junior Dwi Putra. Menjadi dokter merupakan keinginan kecilnya untuk menolong keluarganya. Beranjak besar, ia melihat bahwa tidak hanya keluarganya yang membutuhkan bantuan medis, tapi juga masyarakat di lingkungan tempatnya tinggal. “Menjadi dokter merupakan cita-cita kecil menolong orang. Kini saya mendapat kesempatan untuk memberi manfaat kepada lebih banyak orang dengan menjadi siswa SIPSS yang nantinya disiapkan sebagai polisi dengan keahlian di bidang medis,”kata Herlambang.Para dokter muda ini memiliki mimpi besar untuk mengembangkan karir mereka di bidang spesialisasi kedokteran. Beberapa di antaranya bercita-cita menjadi dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, penyakit dalam, bedah, kandungan, dan saraf.Seperti pengalaman Marlina. Ia melihat di daerahnya belum ada dokter ahli syaraf. Banyak lansia yang tidak mendapat perawatan yang layak karena kekurangan tenaga medis ahli di bidang syaraf termasuk kakeknya sendiri. “Saat saya sedang internship di Merauke di sana saya tinggal bersama kakek saya yang usianya sudah renta di atas 70 tahun di mana beliau pada saat itu terkena serangan stroke sedangkan di Merauke pada saat itu sama sekali tidak ada dokter saraf sehingga kakek saya berpulang. Dari situ saya memiliki nilai sensitifitas terhadap bidang ini,” kata Marlina. Keinginan untuk memberikan perawatan kepada masyarakat kurang mampu di Papua terutama lansia juga diutarakan Ilham Aaas Hamka. “Setelah menjadi dokter polisi saya ingin melanjutkan lagi menjadi dokter spesialis terutama dokter spesialis penyakit dalam. Kenapa saya memilih spesialis penyakit dalam karena untuk penyakit dalam ruang lingkup pengetahuannya sangat luas. Misalnya pada saat ada pasien jantung dan pasien itu geriatri atau usia lanjut pasti akan dikonsulkan kepada spesialis penyakit dalam,” ujar Ilham. Keinginan menjadi dokter spesialis internis juga disampaikan Arfinsasi Putra. Ia mengatakan kondisi ini jelas terlihat saat ia bertugas di Papua Pegunungan. “Masyarakat di Papua Pegunungan banyak yang memiliki keluhan penyakit dlaam tapi di sana adanya dokter umum, termasuk saya. Hal ini yang memotivasi saya untuk melanjutkan spesialisasi penyakit internis untuk menolong warga yang membutuhkan layanan Kesehatan penyakit dalam,” kata Arfin. Irwasum Polri Komjen Pol Dedi Prasetyo menyambut baik cita-cita enam dokter muda asal pengiriman Polda Papua ini. "Kami sangat mengapresiasi semangat pengabdian para dokter muda asal Papua. Kehadiran mereka di Polri akan memperkuat upaya kami dalam memberikan pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat, khususnya di daerah terpencil," ujarnya.Komjen Pol Dedi Prasetyo juga menegaskan bahwa langkah ini sejalan dengan program kesehatan pemerintah Prabowo untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan di daerah terpencil dan tertinggal. "Pemerintah pak Prabowo berupaya menyediakan fasilitas Kesehatan yang lebih baik di daerah pelosok termasuk Papua. Polri mendukung dengan merekrut dokter-dokter melalui penerimaan SIPSS. Mereka nantinya akan kami tugaskan di tempat asal mereka di Papua,” imbuh Komjen Pol Dedi Prasetyo. Para dokter muda asal Papua juga berharap bisa segera menyelesaikan pelatihan dan kembali ke kampung halaman mereka untuk mengabdikan kepada Masyarakat Papua sebagai dokter dan juga polisi sebagai bentuk kontribusi nyata bagi peningkatan layanan kesehatan di tanah kelahiran mereka. PNO-12
09 Mar 2025, 10:38 WIT
Banjir dan Longsor Terjang Sukabumi, Tim Gabungan Berjibaku Lakukan Evakuasi
Papuanewsonline.com, Sukabumi – Hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kabupaten Sukabumi sejak Kamis (6/3) malam mengakibatkan banjir dan tanah longsor di sejumlah kecamatan. Data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat sedikitnya 13 kecamatan terdampak, dengan total 104 kepala keluarga (KK) yang terimbas bencana. Satu orang dilaporkan meninggal dunia, sementara dua lainnya masih dalam pencarian.Tim gabungan dari Polres Sukabumi, BPBD, TNI, Basarnas, dan relawan langsung diterjunkan ke lokasi bencana untuk melakukan evakuasi serta pendataan kerusakan."Kami terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk percepatan penanganan. Fokus utama kami adalah penyelamatan korban serta memastikan jalur transportasi kembali bisa diakses," ujar Kabag Ops Polres Sukabumi, Kompol Dedi Suryadi, S.E., M.Si., Jumat (7/3).Beberapa wilayah yang mengalami banjir cukup parah di antaranya Kecamatan Jampang Kulon, Lengkong, Cisolok, dan Palabuhanratu. Ketinggian air bervariasi, mulai dari 20 cm hingga 100 cm, yang merendam pemukiman, jalan raya, serta fasilitas umum.Di Kecamatan Palabuhanratu, banjir menggenangi Puskesmas dan sejumlah permukiman warga. Akibat luapan Sungai Ciranca, sebanyak 64 jiwa terpaksa mengungsi ke Kantor Bank Supra."Kami sudah menyiapkan dapur umum dan bantuan logistik bagi para pengungsi. Tim masih bekerja keras untuk membuka akses yang tertutup longsor," kata Kepala BPBD Sukabumi.Selain banjir, tanah longsor juga dilaporkan terjadi di Kecamatan Lengkong, Simpenan, dan Warungkiara. Longsoran tanah sempat menutup jalan utama di Desa Cilangkap, menghambat mobilitas warga dan kendaraan logistik.Yang paling tragis terjadi di Kampung Cijangkar, Kecamatan Simpenan. Sebuah rumah tertimbun longsor, menewaskan seorang anak berusia 7 tahun, sementara dua orang lainnya masih dalam pencarian."Saat kejadian, hujan masih sangat deras. Kami berupaya maksimal dengan alat seadanya untuk menggali dan mencari korban yang tertimbun," ujar seorang relawan yang ikut dalam pencarian.Di Kecamatan Cikembar, luapan Sungai Bojong menyebabkan genangan air di Perumahan Pratama Indah Residence, membuat 115 warga terdampak, sebagian mengungsi ke Kantor Desa Bojong.Tim gabungan terus melakukan pemantauan di lokasi-lokasi terdampak, mengingat hujan deras masih mengguyur wilayah Sukabumi."Situasi masih dinamis. Kami mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir dan longsor untuk tetap waspada, terutama jika hujan deras kembali terjadi dalam waktu dekat," tutup Kompol Dedi Suryadi.Pihak berwenang juga meminta warga untuk segera melaporkan jika ada kejadian darurat agar dapat ditangani dengan cepat. Upaya pencarian korban dan pemulihan pasca-bencana masih terus berlangsung. PNO-12
07 Mar 2025, 20:03 WIT
Berita utama
Berita Terbaru
Berita Populer
Video terbaru