Dua Anggota TPNPB-OPM Tewas Ditembak Satgas Habema di Lanny Jaya
Pengejaran Panjang Berujung Tindakan Tegas: Aparat Gabungan Lumpuhkan Mayer dan Dani Wenda di Kampung Mukoni, Lanny Jaya—Keduanya Diduga Terlibat Aksi Bersenjata Sejak 2014
Papuanewsonline.com - 07 Agu 2025, 01:17 WIT
Papuanewsonline.com/ Hukum & Kriminal

Papuanewsonline.com, Lanny Jaya –
Operasi pengejaran kelompok bersenjata di pegunungan Papua kembali menelan korban jiwa. Satuan Tugas Gabungan (Satgas) Habema berhasil menembak mati dua anggota aktif Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), yakni Mayer Wenda alias Kuloi Wonda, dan adiknya, Dani Wenda. Insiden tersebut terjadi pada Selasa, 5 Agustus 2025, di Kampung Mukoni, Distrik Mukoni, Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Papua Pegunungan.
Keduanya dilaporkan melakukan perlawanan bersenjata ketika hendak ditangkap oleh aparat, sehingga Satgas Habema mengambil tindakan tegas dan terukur demi menjaga keselamatan tim. Operasi ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan TNI-Polri dalam memulihkan keamanan di wilayah rawan konflik bersenjata Papua.
Komandan Satuan Tugas Media Koops Habema, Letkol Inf. Iwan Dwi Prihartono, menjelaskan bahwa Mayer Wenda merupakan salah satu tokoh penting dalam struktur militer TPNPB-OPM di wilayah Lanny Jaya. Ia telah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) sejak tahun 2016 melalui surat resmi Polda Papua Nomor: DPO/47/VIII/2016/Ditreskrimum tertanggal 9 Agustus 2016. Mayer juga disebut terlibat dalam berbagai aksi kekerasan, termasuk penyerangan pos keamanan dan pembakaran fasilitas publik.
"Dalam upaya penangkapan, kedua target melakukan perlawanan dengan senjata api. Maka, kami terpaksa mengambil tindakan tegas dan terukur sesuai dengan prosedur penindakan terhadap ancaman bersenjata," ujar Letkol Inf. Iwan kepada wartawan, Rabu (6/8/2025).
Setelah dilumpuhkan, jenazah Mayer dan Dani Wenda dievakuasi ke RSUD Wamena untuk keperluan identifikasi dan prosedur medis lebih lanjut. Aparat gabungan juga langsung berkoordinasi dengan pemangku kepentingan lokal, termasuk tokoh adat dan pemerintah daerah, guna menghindari potensi konflik sosial di tengah masyarakat.
Letkol Inf. Iwan menegaskan bahwa operasi semacam ini bukan semata-mata
bertujuan represif, melainkan bagian dari strategi komprehensif menghadirkan
stabilitas dan kehadiran negara di wilayah yang selama ini menjadi basis
gerakan separatisme bersenjata.
"Kami ingin menunjukkan bahwa negara tidak tinggal diam terhadap ancaman keamanan. Kami tetap membuka ruang dialog, tapi ketika ada ancaman bersenjata terhadap aparat dan masyarakat, kami wajib bertindak," tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, situasi di Kampung Mukoni dan sekitarnya dikabarkan dalam keadaan kondusif. Aparat masih berjaga untuk memastikan tidak terjadi gangguan keamanan lanjutan, sembari terus melakukan penyisiran di lokasi sekitar TKP. (GF)