RDP Komisi III DPRK Mimika Ungkap Fakta Miris di Distrik Hoya
Tanpa Kantor Fisik, Transportasi Udara ke Hoya Capai Rp180 Juta Sekali Jalan
Papuanewsonline.com - 16 Sep 2025, 13:26 WIT
Papuanewsonline.com/ Politik & Pemerintahan

Papuanewsonline.com, Mimika – Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi III DPRK Mimika dan empat kepala distrik kembali membuka realita miris pelayanan pemerintahan di daerah pedalaman. Salah satunya, Distrik Hoya, hingga kini belum memiliki kantor fisik untuk menunjang aktivitas pemerintahan.
Kepala Distrik Hoya, Yeteni
Tabuni, dalam RDP yang berlangsung Senin (15/9/2025), memaparkan bahwa kondisi
ini membuat 45 pegawai distrik lebih banyak beraktivitas di Timika, pusat
pemerintahan kabupaten. Hal itu terjadi bukan karena kelalaian, melainkan
karena tidak adanya fasilitas kantor yang layak untuk bekerja.
“Pegawai distrik tetap digaji
oleh negara, tetapi tanpa kantor yang memadai, mereka akhirnya beraktivitas
lebih banyak di Timika,” jelas Yeteni Tabuni.
Ketua Komisi III DPRK Mimika,
Herman Gafur, menegaskan bahwa persoalan ini tidak bisa dibiarkan
berlarut-larut. Menurutnya, pelayanan pemerintahan di Hoya akan terus terhambat
jika tidak segera ada langkah konkret dari Pemerintah Kabupaten Mimika.
“Ini persoalan serius. Kita tidak
bisa menyalahkan para pegawai, karena faktanya memang kantor distrik tidak ada.
Ini harus segera dicarikan jalan keluar,” ujar Herman usai RDP yang digelar di
Aula DPRK Mimika.
Selain ketiadaan kantor, kendala
transportasi menjadi isu besar lainnya. Akses menuju Distrik Hoya hanya dapat
ditempuh melalui jalur udara, dengan biaya perjalanan fantastis, mencapai Rp180
juta sekali penerbangan. Biaya tinggi ini bukan hanya membebani pemerintah,
tetapi juga menghambat mobilitas pegawai serta pelayanan dasar bagi masyarakat.
“Kendala transportasi inilah yang
hari ini kami dengar langsung, dan ini akan kami dorong ke Pemkab agar segera
ada solusi yang nyata,” tegas Herman.
Meski demikian, Kepala Distrik
Hoya melaporkan bahwa kondisi keamanan di wilayahnya relatif kondusif. Layanan
pendidikan pun berjalan dengan baik, meskipun masih terbatas. Namun, pelayanan
kesehatan disebut masih memerlukan perhatian lebih serius dari pemerintah.
RDP ini menjadi momentum penting
untuk mengevaluasi arah pembangunan di Mimika, terutama di wilayah pedalaman
yang kerap tertinggal dalam aspek infrastruktur dasar. Herman Gafur menutup
pernyataannya dengan harapan besar agar hasil pertemuan ini tidak berhenti di
meja rapat, tetapi ditindaklanjuti dengan kebijakan nyata.
“Kami berharap RDP ini
benar-benar menjadi bahan evaluasi dan langkah awal demi kelancaran layanan
pemerintahan di Distrik Hoya,” pungkasnya.
Penulis: Jid
Editor: GF
.