SMA Negeri 6 Mimika: Dari Menumpang hingga Menjadi Ikon Pendidikan Mimika
Bermula dari solusi darurat atas kelebihan siswa pada 2012, SMA Negeri 6 Mimika kini menjelma menjadi salah satu sekolah terbesar di Kabupaten Mimika dengan 1.112 siswa, gedung tiga lantai megah, dan kepemimpinan pribumi yang mengedepankan transparansi da
Papuanewsonline.com - 11 Agu 2025, 17:47 WIT
Papuanewsonline.com/ Pendidikan & Kesehatan

Papuanewsonline.com, Mimika – Tahun
2012 menjadi titik awal perjalanan panjang SMA Negeri 6 Mimika. Saat itu,
sekolah ini belum memiliki gedung sendiri, guru pun minim, dan para siswanya
harus belajar sore menumpang di SMA Negeri 1 Mimika. Namun, lebih dari satu
dekade kemudian, kondisi itu tinggal kenangan. Kini berdiri megah sebuah
bangunan tiga lantai di tengah Kota Mimika Baru, menjadi rumah bagi 1.112 siswa
yang menimba ilmu di bawah kepemimpinan kepala sekolah pribumi asli Papua.
Kelahiran SMA Negeri 6 Mimika
dilatarbelakangi oleh membludaknya penerimaan siswa di SMA Negeri 1 pada tahun
ajaran 2012-2013. Daya tampung tak memadai membuat sebagian calon siswa
terpaksa ditolak. Protes orang tua pun mengalir. Saat itu, Dinas Pendidikan di
bawah kepemimpinan Ausilius You mengambil langkah cepat: membuka sekolah baru
untuk menampung kelebihan siswa.
Namun, solusi ini datang dengan
tantangan besar. Kepala sekolah pertama yang ditunjuk hingga saat ini, yaitu Drs. Willem Nauw
saat ditemui di ruang kerjanya di SMA Negeri 6, mengisahkan awal perjuangan
mereka:
“Siswa ada, bangunan belum ada,
guru juga belum ada. Angkatan pertama hanya dua kelas, 67 siswa, dua jurusan,
tapi belum ada pengajar tetap.” Tegasnya.
Selama hampir dua tahun, siswa
SMA Negeri 6 belajar sore hari menumpang di SMA Negeri 1. Setelahnya, mereka
sempat berpindah ke SD Inpres Nawaripi selama enam bulan sebelum akhirnya
menempati gedung sendiri pada 2015.
Perubahan mulai terasa ketika
gedung permanen dibangun. Kini, SMA Negeri 6 Mimika berdiri kokoh dengan
bangunan tiga lantai, ruang kelas yang memadai, dan fasilitas yang terus
berkembang.
“Dari hanya puluhan siswa,
sekarang jumlahnya 1.112. Dulu dari bangunan kayu sederhana, sekarang kita
punya gedung bertingkat yang jadi kebanggaan Mimika,” ujar sang kepala sekolah
dengan senyum bangga.
Posisi strategis di pusat kota
membuat sekolah ini menjadi salah satu pilar penting pendidikan menengah di
Mimika.
Yang membuat SMA Negeri 6 Mimika
berbeda adalah kepemimpinannya. Dipimpin oleh seorang kepala sekolah asli Papua
yang menjadi perintis pertama, sekolah ini dijalankan dengan prinsip
keterbukaan dan rasa memiliki yang tinggi.
“Saya merasa seperti orang tua
kandung bagi sekolah ini. Nanti kalau saya pensiun Agustus tahun depan, rasanya
seperti menitipkan anak kepada orang tua baru,” ujarnya menyentuh hati.
Transparansi menjadi prinsip
utama. Setiap awal tahun, pihak sekolah menyusun ARKAS (anggaran belanja
sekolah) bersama guru, staf tata usaha, dan seluruh pihak terkait. Semuanya
dibahas terbuka tanpa ada yang ditutupi.
Kini, SMA Negeri 6 bukan hanya
sekolah besar dari segi jumlah siswa, tetapi juga menjadi simbol kemajuan
pendidikan di Mimika. Pemeriksaan rutin dari BPK setiap enam bulan memastikan
pengelolaan keuangan sekolah tetap rapi dan akuntabel.
Dengan jumlah siswa kelas X yang terus meningkat, prospek sekolah ini sangat cerah. Harapan besar disematkan agar SMA Negeri 6 terus menjadi tempat lahirnya generasi cerdas dan berintegritas, yang kelak berkontribusi untuk Papua dan Indonesia.
Penulis : Fadli
Editor : GF