Dinas Ketahanan Pangan Gelar Gerakan Pangan, Cabai Rawit Turun Rp30 Ribu Per Kilo
Program 3 Hari di Lapangan Timika Indah Targetkan Inflasi Turun Jelang HUT RI ke-80
Papuanewsonline.com - 08 Agu 2025, 13:13 WIT
Papuanewsonline.com/ Ekonomi

Papuanewsonline.com, Timika – Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Mimika menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) selama tiga hari berturut-turut di Lapangan Timika Indah, mulai 7-9 Agustus 2025. Program yang memasuki hari kedua ini berhasil menekan harga sejumlah komoditas pangan hingga Rp30.000 per kilogram.
Husnia SP., M.Si., Kepala Seksi Distribusi Pangan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Mimika, menjelaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan berkolaborasi dengan Dinas Koperasi dalam rangka peringatan hari ulang tahun UMKM.
"Kami bergabung selama 3
hari, dari hari Kamis kemarin tanggal 7 Agustus 2025 sampai hari Sabtu besok
penutupan. Jadi selama 3 hari kita standby di Lapangan Timika Indah,"
ungkap Husnia saat diwawancarai di lokasi, Kamis (8/8/2025).
Drastis! Cabai Rawit Turun
dari Rp100 Ribu ke Rp70 Ribu
Komoditas yang paling menarik
perhatian warga adalah cabai rawit yang mengalami penurunan harga signifikan.
Di pasar reguler, cabai rawit dijual Rp90.000-Rp100.000 per kilogram, namun di
GPM hanya Rp70.000 per kilogram.
"Cabai rawit sangat diminati
oleh warga, di pasar itu per hari ini harga dari kemarin itu Rp90.000 sampai
Rp100.000 per kilo. Kami di pasar murah ini menjual dengan harga Rp70.000, per
setengah kilonya Rp35.000," jelas Husnia.
Selain cabai rawit, beberapa
komoditas lain juga mengalami penyesuaian harga:
- Bawang merah: Rp50.000/kg
(harga pasar Rp65.000/kg)
- Bawang putih: Rp40.000/kg
- Tomat: Rp15.000/kg (harga pasar
Rp25.000/kg)
- Telur: Rp55.000/kg
- Beras SPHP: Rp65.000/kg (HET
Rp67.500/kg)
Program SPHP Pusat Untuk
Stabilisasi Beras
Khusus untuk beras, Dinas
Ketahanan Pangan menurunkan beras dari program pusat yaitu beras SPHP
(Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan).
"Beras memang isu sangat
inflasi saat ini semua daerah, jadi kita turun beras itu beras dari program
pusat yaitu beras SPHP. Di sini juga kita menjual dengan harga eceran tertinggi
itu di bawah HET, berkarunya itu Rp65.000 kita jual, HETnya itu Rp67.500,"
papar Husnia.
Program ini juga menyediakan
minyak goreng, gula, serta pangan lokal seperti kacang tanah dan ubi jalar
(petatas).
Target Inflasi dan
Keberlanjutan Program
Husnia menegaskan tujuan utama
GPM adalah menjaga stabilisasi dan memastikan harga pangan serta mengendalikan
inflasi di Timika.
"Selain kami turun untuk
menjaga stabilisasi dan memastikan harga pangan dan menjaga inflasi yang ada di
Timika. Karena ada beberapa komoditi pangan-pangan untuk pangan konsumsi
masyarakat ini selalu ada inflasi," ungkapnya.
Program pasar murah ini bukan
yang pertama kali. Menurut Husnia, ini merupakan kegiatan ke-12 yang
dilaksanakan dinas tersebut.
"Untuk di pasar murah ini
kami turun dengan kegiatan ini bukan hanya sekarang ini kami bergabung dengan
Dinas Koperasi, namun kami juga ada beberapa, sudah ada jadwal, sering kami
turun, kemarin itu terakhir kayak 11 kali, sekarang mungkin untuk 3 hari ini
terhitung kayak 12 kali," jelasnya.
Agenda GPM Mendatang Sambut
HUT RI
Dinas Ketahanan Pangan telah
menyiapkan agenda GPM lanjutan dalam rangka menyambut HUT RI ke-80:
- 12 Agustus 2025: Lokasi Iwaka,
kemungkinan Kampung Naina Muktipura
- 16 Agustus 2025: Kuala Kencana
"Jadi tujuan GPM yang
tanggal 12 dan tanggal 16 itu untuk menyambut hari ulang tahun RI yang
ke-80," tambah Husnia.
Ajakan Kepada Masyarakat
Mimika
Husnia mengajak seluruh warga
Mimika memanfaatkan program subsidi pemerintah ini secara maksimal.
"Kami dari Dinas Ketahanan
Pangan kepada warga Mimika, ayo warga Mimika mari memanfaatkan program
pemerintah dengan harga subsidi, pemerintah menawarkan dengan harga subsidi
yang sangat jauh berbeda dengan harga pasar tentunya," serunya.
"Jadi warga harapan kami
semoga warga Mimika datang belanja memanfaatkan program pemerintah yang sangat
murah tentunya sehingga inflasi bisa turun," pungkasnya.
Program Gerakan Pangan Murah ini diharapkan dapat memberikan solusi nyata bagi masyarakat Mimika dalam menghadapi tekanan inflasi harga pangan, sekaligus mempersiapkan perayaan kemerdekaan Indonesia yang ke-80 dengan lebih meriah. (Fadli)