Narapidana Kasus Senjata Api Ilegal Kabur dari Lapas Merauke
Kelalaian pengawasan di tengah kondisi lapas yang overkapasitas serta keterbatasan petugas kembali membuka celah pelarian, situasi diperburuk dengan munculnya simbol Bintang Kejora di ruang publik yang memicu keresahan masyarakat Papua Selatan.
Papuanewsonline.com - 27 Sep 2025, 01:26 WIT
Papuanewsonline.com/ Hukum & Kriminal

Papuanewsonline, Merauke – Suasana di Merauke mendadak tegang setelah kabar kaburnya seorang narapidana bernama Edowardus Supusepa alias Nus dari pengawasan petugas saat menjalani pengobatan di RSUD Merauke. Edowardus, yang sedang menjalani vonis delapan bulan penjara atas kepemilikan senjata api ilegal, nekat melarikan diri meski hanya tersisa dua bulan lagi masa hukumannya.
Kejadian ini sontak mengundang
kekhawatiran luas. Pasalnya, Papua Selatan belakangan tengah diguncang isu
meningkatnya aktivitas kelompok kriminal bersenjata (KKB). Lepasnya seorang
napi kasus senjata api ilegal menambah ketegangan, seolah menjadi celah baru
bagi jaringan peredaran senjata di tanah Papua.
Kepala Lapas Kelas IIB Merauke, Dewanto,
mengakui pelarian tersebut terjadi karena kelalaian petugas pengawal. Situasi
lapas yang sangat overkapasitas turut memperburuk keadaan.
“Lapas Merauke berkapasitas hanya
319 orang, namun saat ini dihuni 521 napi. Jumlah petugas aktif hanya 71 orang,
bahkan Kepala Pengamanan sedang sakit sehingga tidak ada pejabat definitif yang
mengisi posisi strategis itu,” ungkap Dewanto.
Kondisi tersebut membuat
pengawasan napi rawan kebobolan. “Kami akui ini kelemahan sistem yang sedang
kami benahi. Saat ini fokus kami adalah melakukan pencarian bersama
kepolisian,” tambahnya.
Tim gabungan lapas dan aparat
kepolisian kini tengah melakukan pencarian intensif terhadap Edowardus. Setiap
pintu keluar kota Merauke dijaga ketat, termasuk akses menuju wilayah
perbatasan.
Di sisi lain, keresahan warga
semakin menjadi-jadi setelah muncul gambar Bintang Kejora secara misterius di
sekitar Monumen Kapsul Waktu, ikon kebanggaan masyarakat Papua Selatan. Banyak
pihak menilai peristiwa ini memperlihatkan adanya gerakan terorganisir yang
berusaha menguji kelengahan aparat keamanan.
Kaburnya Edowardus, meski “hanya”
napi dengan sisa masa tahanan singkat, tetap dipandang sebagai ancaman serius.
Dengan latar belakang kasus kepemilikan senjata api ilegal, dikhawatirkan ia
dapat kembali bergabung dengan jaringan atau memasok senjata ke
kelompok-kelompok tertentu.
“Ini bukan sekadar pelarian napi
biasa. Dalam konteks Papua yang rentan dengan isu senjata api ilegal dan aksi
KKB, kaburnya Edowardus bisa memantik masalah besar,” ujar seorang pengamat
keamanan di Merauke.
Penulis: Hend
Editor: GF