Sampah Jadi Uang! Pemkab Mimika Resmikan Bank Sampah, Botol Plastik Dibeli Rp3 Ribu/Kilo
Program inovatif ini hadir sebagai solusi darurat sampah, sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat Mimika
Papuanewsonline.com - 03 Okt 2025, 20:37 WIT
Papuanewsonline.com/ Pendidikan & Kesehatan

Papuanewsonline.com, Mimika – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika resmi meluncurkan program Bank Sampah di Distrik Mimika Baru, sebagai bagian dari upaya serius menangani permasalahan sampah yang kian mengkhawatirkan. Peresmian berlangsung semarak di Lapangan Jayanti, Kelurahan Sempan, pada Jumat (3/10/25), dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat, perangkat daerah, serta para pegiat lingkungan.
Bupati Mimika, Johannes Rettob,
dalam sambutannya menegaskan bahwa masalah sampah di Mimika telah memasuki
tahap darurat. Data mencatat, setiap hari terdapat lebih dari 100 ton sampah
yang dihasilkan dari tiga distrik perkotaan: Mimika Baru, Wania, dan Kuala
Kencana.
“Kalau 1 kilo sampah dihargai
Rp1.000 saja, maka potensi perputaran uang bisa mencapai Rp100 juta per hari.
Artinya, sampah ini bukan sekadar masalah, tetapi juga peluang ekonomi besar,”
ujar Bupati.
Melalui Bank Sampah, Pemkab
Mimika ingin mengubah paradigma masyarakat bahwa sampah tidak hanya sekadar
limbah yang mengotori lingkungan, melainkan juga sumber penghasilan baru.
“Kita harus mulai mengangkat,
mengumpulkan, dan mengolah sampah dengan cara yang benar. Dengan Bank Sampah,
sampah bukan lagi beban, tetapi bisa jadi uang. Inilah yang kita launching hari
ini,” tegas Bupati Johannes.
Ia juga memberikan apresiasi
tinggi kepada Kepala Distrik Mimika Baru, Joel Luhukay, atas inisiatif dan
langkah cepat dalam mengawal program ini.
Sebagai langkah awal, Bank Sampah
akan membeli berbagai jenis sampah anorganik dengan harga yang bervariasi.
Untuk botol plastik air mineral, harganya ditetapkan Rp3.000 per kilogram,
sementara untuk tutup botol dan jenis plastik lain memiliki harga berbeda.
“Saya berharap masyarakat ke
depan tidak lagi membuang sampah sembarangan, tapi justru berburu sampah untuk
dijual ke Bank Sampah. Mulai dari rumah, mari kita pilah sampah organik,
anorganik, dan sampah kayu,” pesan Bupati dengan penuh semangat.
Kepala Distrik Mimika Baru, Joel
Luhukay, menjelaskan bahwa program Bank Sampah sejatinya telah dimulai sejak 1
Juli 2025 dengan merekrut 22 tenaga pemilah sampah yang ditugaskan di
kelurahan-kelurahan. Mereka memiliki peran penting dalam memberikan edukasi,
sosialisasi, serta menggerakkan masyarakat untuk disiplin memilah sampah sejak
dari rumah tangga.
“Tujuannya bukan hanya kebersihan lingkungan, tapi juga memberdayakan masyarakat agar melihat sampah sebagai aset ekonomi,” ungkap Joel.
Program ini diharapkan dapat
menjadi momentum perubahan besar bagi Mimika dalam mengatasi masalah
persampahan. Dengan dukungan masyarakat, Pemkab Mimika optimis bahwa Bank
Sampah akan mampu mengurangi volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan
Akhir (TPA), sekaligus menciptakan peluang usaha baru, terutama bagi kelompok
ekonomi kecil dan rumah tangga.
Bupati menutup peresmian dengan
penuh keyakinan, “Mari kita jadikan Mimika sebagai contoh daerah yang berhasil
mengubah tantangan menjadi peluang. Dari sampah, lahirlah nilai ekonomi, dari
kebersihan, lahirlah kesehatan, dan dari kesadaran, lahirlah masa depan yang
lebih baik.”
Penulis: Jid
Editor: GF