logo-website
Rabu, 17 Des 2025,  WIT

Aksi Damai Solidaritas Peduli Jila Warnai Aspirasi Kemanusiaan ke DPRK Mimika

Tuntutan penarikan pasukan militer dari Distrik Jila disuarakan warga yang menilai situasi keamanan memicu trauma, pengungsian, dan gangguan aktivitas masyarakat menjelang perayaan Natal

Papuanewsonline.com - 17 Des 2025, 17:37 WIT

Papuanewsonline.com/ Politik & Pemerintahan

Suasana aksi damai ratusan warga yang tergabung dalam Solidaritas Peduli Jila saat menyampaikan aspirasi kemanusiaan di halaman Kantor DPRK Mimika, Timika, Rabu (17/12/2025)

Papuanewsonline.com, Timika — Ratusan warga yang tergabung dalam Solidaritas Peduli Jila (SPJ) menggelar aksi unjuk rasa damai di halaman Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Mimika, Rabu (17/12/2025). Aksi tersebut dilakukan untuk menyampaikan aspirasi kemanusiaan terkait kondisi keamanan di Distrik Jila yang dinilai berdampak serius terhadap kehidupan masyarakat.


Dalam aksinya, massa menyuarakan permintaan agar Presiden Republik Indonesia menarik seluruh pasukan militer, baik organik maupun nonorganik, dari wilayah Distrik Jila. Mereka menilai keberadaan aparat keamanan dalam operasi yang berlangsung di sejumlah kampung telah menimbulkan rasa takut berkepanjangan di tengah warga.

Sebelum tiba di Kantor DPRK Mimika, massa terlebih dahulu berkumpul di Bundaran Timika Indah. Dari titik tersebut, peserta aksi berjalan kaki secara tertib menuju kantor DPRK untuk menyampaikan aspirasi secara langsung kepada para wakil rakyat.

Aspirasi massa diterima oleh beberapa anggota DPRK Mimika, di antaranya Dolfin Beanal dan Marianus Tandiseno. Pertemuan tersebut menjadi ruang penyampaian langsung kondisi riil yang dialami warga Distrik Jila selama berlangsungnya operasi keamanan.

Koordinator aksi, Eli Dolame, menjelaskan bahwa keberadaan aparat keamanan di sepuluh kampung di Distrik Jila telah menimbulkan trauma psikologis bagi masyarakat. Ia menyampaikan bahwa kondisi tersebut mengganggu aktivitas harian warga, bahkan menyebabkan sebagian masyarakat terpaksa meninggalkan kampung halaman.

Menurutnya, warga mengungsi ke sejumlah wilayah seperti Kampung Jengkon, Pasir Putih, dan beberapa lokasi lain di Distrik Jila demi mencari rasa aman. Situasi ini dinilai memperparah kondisi sosial masyarakat yang tengah menghadapi tekanan berkepanjangan.

Aktivis HAM, Fransisca Pinimet, menambahkan bahwa situasi keamanan di Distrik Jila hingga kini belum sepenuhnya kondusif, khususnya menjelang perayaan Natal. Ia menyebut masih adanya intimidasi yang berdampak langsung pada perempuan dan anak-anak, sehingga banyak warga belum berani kembali ke kampung mereka.

Menanggapi aspirasi tersebut, Ketua Komisi II DPRK Mimika, Dolfin Beanal, menyampaikan bahwa DPRK akan membentuk Panitia Khusus (Pansus) untuk melakukan kajian mendalam terkait persoalan kemanusiaan di Distrik Jila. Pansus ini direncanakan bekerja sama dengan Pansus Kemanusiaan Provinsi Papua Tengah serta melibatkan unsur TNI dan Polri.

Seluruh rangkaian aksi berlangsung secara damai dan tertib dengan pengamanan sekitar 150 personel gabungan dari Polres Mimika dan Satuan Brimob Polda Papua Tengah. Aksi ini menjadi penegasan suara masyarakat Distrik Jila yang berharap hadirnya solusi kemanusiaan dan pemulihan rasa aman di wilayah mereka.


Penulis: Jidan

Editor: GF

Bagikan berita:
To Social Media :
Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE