Polri dan AFP Gelar Sosialisasi Tingkatkan Kesadaran Masyarakat Terhadap Penyelundupan Manusia
Kegiatan ini dilaksanakan di lobi Bandara Pattimura, Kota Ambon.
Papuanewsonline.com - 04 Okt 2025, 19:37 WIT
Papuanewsonline.com/ Politik & Pemerintahan

Papuanewsonline.com, Ambon - Tim Divisi Hubungan Internasional (Divhubinter) Polri bersama Australian Federal Police (AFP) melaksanakan sosialisasi tentang kasus penyelundupan manusia di lobi Bandara Pattimura, Kota Ambon, Jumat (3/10/2025).
Kegiatan yang dirangkai dengan nama Community Awareness dan Souvenirs Gifting ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyelundupan manusia.
Dalam kegiatan tersebut hadir sebagai peserta yaitu dari petugas porter, pengemudi taxy dan tukang ojek Bandara Pattimura Ambon.
Kegiatan Community Awareness dipimpin Penerjamah Madya Divhubinter Polri Kombes Pol. Juara Silalahi, S.I.Κ., Μ.Η. Ia didampingi Federal Agent (AFP Liaison Officer), Chad Aston, Banum Bagbatans Set NCB Interpol Indonesia Bripka Handoko Ari Wibowo, S.Kom, dan AFP Local Staff Anas.
Turut hadir dalam kegiatan ini yakni General Manager Angkasa Pura I Bandara Pattimura Ambon, Shively Sanssouci, Kapolsek Kawasan Bandara Pattimura, Iptu Jantje Serhalawan, S.Sos, Dansatgas Bandara, Personil Polsek Kawasan Bandara Pattimura, dan Pegawai Angkasa Pura Bandara Pattimura Ambon.
Penerjemah Madya Divhubinter Polri Kombes Juara Silalahi, dalam arahannya menyampaikan, Mabes Polri membantu Kedutaan Australia di Bandara Pattimura Ambon untuk menekan dan menghentikan penyelundupan manusia di Maluku.
"Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang penyelundupan manusia," harapnya.
Senada dengan Kombes Silalahi, Federal Agent (AFP Liaison Officer) Chad Aston, mengaku kerjasama dengan Mabes Polri dalam upaya menghentikan penyelundupan manusia.
"Kami telah melakukan kerjasama dengan Mabes Polri terkait penyelundupan manusia dan berharap bantuan kepada semua yang bekerja di Bandara dapat bekerjasama untuk menghentikan penyelundupan manusia," pintanya.
Salah satu alasan kerjasama antara AFC dengan Mabes Polri, kata Chad Aston, demi untuk keselamatan manusia. Menurutnya, penyelundupan manusia merupakan perpindahan manusia dari negara 1 ke negara lain secara ilegal. Bukan saja di Indonesia tetapi di seluruh dunia.
Dikatakan, jaringan penyelundupan manusia sama dengan perdagangan yang lain dan tidak memperdulikan nyawa mereka. Ini sangat berbahaya bagi masyarakat lokal.
"Data penyelundupan manusia sebanyak 400 orang yang hilang perjalanan menuju Indonesia ke Australia. Salah satu modus para penyelundup biasa menjual iklan untuk didatangkan di Australia dan beberapa masyarakat Negara China, Banglades dan Vietnam yang sudah membayar 70 juta atau lebih untuk mendapatkan pekerjaan tetapi tidak sampai ke tempat tujuan," ungkapnya.
Setahun terakhir, lanjut Chat, ada 11 kali perdagangan yang menggunakan bandara Ambon sebagai transit penyelundupan manusia dan jumlah paling banyak di wilayah Maluku.
Lebih lanjut disampaikan, alasan para penyelundup manusia berada di Ambon terlebih dahulu karena rentan waktu yang dekat, karena Pulau Dobo dan Saumlaki tujuan mereka. "Sesuai jalur yang digunakan Jakarta-Ambon-Dobo sebanyak 23 warga Vietnam dan China telah hilang. Indonesia merupakan Negara Hukum dan siapa yang terlibat dalam penyelundupan manusia ancaman hukuman 5-15 tahun penjara," jelasnya.
AFP Local Staff, Anas, menambahkan, ciri-ciri fisik para pelaku penyelundupan manusia berusia 20-50 tahun. Rata-rata merupakan laki-laki, dan jarang menggunakan bahasa Inggris.
General Manager Angkasa Pura I, Shively Sanssouci menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Tim Divhubinter Polri dan AFC yang telah melaksanakan kegiatan ini. "Kegiatan ini menambah pengetahuan dan merupakan atensi bagi kita bersama," ucapnya.
Pada kesempatan itu, juga dilakukan pemberian paket sembako kepada para peserta. PNO-12