YPMAK Dorong Kemandirian Ekonomi Warga Wania Lewat Pengembangan Kebun Pisang
Program pemberdayaan berbasis kelompok kerja di Kelurahan Wania digagas untuk memperkuat ekonomi lokal, menghadirkan harapan baru bagi masyarakat Amungme dan Kamoro
Papuanewsonline.com - 29 Sep 2025, 23:26 WIT
Papuanewsonline.com/ Ekonomi

Papuanewsonline.com, Mimika – Upaya pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Mimika kembali mendapat perhatian melalui program yang digagas Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK). Melalui Divisi Perencanaan Program Ekonomi, YPMAK secara resmi membentuk Kelompok Kerja (Pokja) Ekonomi di Kelurahan Wania, Distrik Mimika Timur.
Program ini bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya warga asli suku Amungme dan Kamoro,
dengan mengembangkan sektor perkebunan berbasis potensi lokal.
YPMAK mengalokasikan dana sebesar
Rp250 juta untuk program ini, dengan perincian Rp200 juta ditujukan bagi
kegiatan masyarakat dan Rp50 juta untuk biaya operasional tim Pokja.
Pokja yang dibentuk beranggotakan
lima perwakilan masyarakat dari berbagai unsur, mulai dari tokoh adat, agama,
perempuan, pemuda, hingga perwakilan tokoh masyarakat. Kelima pengurus terpilih
adalah Fidelis F. Ukupako, Hendrikus Mauri, Ludiwina Weayo, Emanuel Ukapoka,
dan Stevy Imbiri.
Menurut Yulius Cenawatme, Staf
Divisi Sosial Ekonomi YPMAK, Pokja akan bekerja selama delapan bulan dengan
pendampingan penuh dari YPMAK. Ia menegaskan, program awal yang disepakati
masyarakat adalah pengembangan kebun pisang sebagai komoditas utama.
“Lahan sudah tersedia dan bahkan
beberapa tanaman sudah ada. Tinggal menunggu pencairan dana, masyarakat bisa
langsung melanjutkan pekerjaan berkebun,” jelas Yulius.
Ketua Pokja terpilih, Fidelis F.
Ukupako, mengapresiasi kunjungan YPMAK dan menegaskan bahwa program ekonomi ini
menjadi tonggak penting bagi Kelurahan Wania.
“Kami sudah menyiapkan lahan
sekitar satu hektar. Ada tanaman pisang yang sudah tumbuh, tinggal kami perluas
lagi dan tambah jumlahnya. Harapannya hasil kebun ini bisa menopang ekonomi
keluarga sekaligus meningkatkan kemandirian masyarakat,” ujarnya dengan penuh
optimisme.
Program kebun pisang ini
diharapkan dapat menciptakan dampak berkelanjutan bagi masyarakat. Selain
sebagai sumber pangan, hasil panen juga dapat dipasarkan untuk meningkatkan
pendapatan keluarga.
YPMAK menegaskan bahwa
pemberdayaan masyarakat tidak berhenti pada pemberian bantuan dana semata,
tetapi juga melalui pendampingan, monitoring, dan evaluasi agar program
benar-benar berjalan sesuai tujuan.
Dengan semangat gotong royong
yang ditunjukkan masyarakat Wania, program ini menjadi contoh nyata bagaimana
kolaborasi antara lembaga dan masyarakat lokal dapat menghadirkan kemandirian
ekonomi berbasis potensi wilayah.
Penulis: Abim
Editor: GF