Tata Kelola Aset yang Baik, Kunci Pelayanan Publik Optimal di Papua
Pelatihan Penilaian Barang Milik Daerah di Papua Dorong Transparansi, Akuntabilitas, dan Optimalisasi Pelayanan Publik
Papuanewsonline.com - 20 Agu 2025, 15:25 WIT
Papuanewsonline.com/ Politik & Pemerintahan

Papuanewsonline.com, Jayapura – Dalam upaya memperkuat tata kelola pemerintahan yang bersih dan meningkatkan pelayanan publik, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Papua, Papua Barat, dan Maluku, bekerja sama dengan Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN, menyelenggarakan Pelatihan Praktik Penilaian Barang Milik Daerah (BMD) Batch II.
Kegiatan ini berlangsung di Aula
Cenderawasih, Gedung Keuangan Negara Jayapura pada 19–22 Agustus 2025, dan
diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai instansi pemerintah daerah se-Papua
dan Maluku. Fokus utama pelatihan ini adalah meningkatkan kompetensi sumber
daya manusia (SDM) dalam mengelola aset daerah agar lebih efektif, transparan,
dan akuntabel.
Penjabat Sekretaris Daerah
Provinsi Papua, Suzana D. Wanggai, dalam sambutannya menegaskan bahwa kualitas
pengelolaan aset daerah sangat ditentukan oleh kemampuan SDM yang mengelolanya.
“Pelatihan ini adalah langkah
strategis sekaligus investasi jangka panjang untuk memperkuat tata kelola
pemerintahan di Papua. Aset daerah bukan sekadar angka dalam laporan, tetapi
modal penting untuk pelayanan publik yang lebih baik,” ujarnya.
Suzana juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah pusat yang telah mendukung penyelenggaraan kegiatan ini. “Atas nama Pemerintah Provinsi Papua, saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas sinergi pemerintah pusat dan daerah yang memungkinkan terlaksananya pelatihan ini,” tambahnya.
Sementara itu, Kabid Penilaian
Kanwil DJKN Papabaruku, Hari Sutarmin, mengungkapkan masih minimnya jumlah
tenaga penilai barang milik daerah di wilayah Papua dan Maluku. Kondisi ini
menyebabkan banyak aset belum dinilai secara tepat, sehingga berpotensi
menimbulkan ketidaksesuaian dalam laporan keuangan pemerintah daerah.
“Masih banyak daerah yang
kesulitan dalam penilaian BMD. Dengan adanya pelatihan ini, kami berharap lahir
tenaga-tenaga penilai baru yang mampu membantu daerah dalam mengoptimalkan
pengelolaan asetnya,” jelas Hari.
Dukungan serupa datang dari Kepala
Kanwil Perbendaharaan Papua, Izharul Haq, yang menekankan bahwa penilaian BMD
adalah fondasi penting dalam siklus keuangan daerah.
“Penilaian yang tepat akan
menjadi dasar yang kuat dalam perencanaan, pemanfaatan, hingga pelaporan
keuangan daerah. Semua itu bermuara pada transparansi, akuntabilitas, dan tentu
saja peningkatan kepercayaan publik terhadap pemerintah,” ungkapnya.
Pelatihan ini tidak hanya sekadar
agenda teknis, melainkan menjadi momentum penting bagi Papua dan Maluku dalam
membangun tata kelola aset yang profesional. Dengan manajemen aset yang lebih
baik, diharapkan pelayanan publik dapat berjalan lebih efisien dan berdampak
langsung pada kesejahteraan masyarakat.
Kegiatan ini sekaligus
menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendorong reformasi birokrasi di daerah,
sehingga Papua dan Maluku dapat semakin berdaya saing dan mandiri dalam
mengelola kekayaan daerahnya.
Penulis : Jidan
Editor : GF