logo-website
Senin, 18 Agu 2025,  WIT

Tiga Anggota OPM Tewas Akibat Kontak Tembak dengan TNI

Kontak Tembak Terjadi di Puncak Jaya dan Intan Jaya, Tiga Anggota OPM Tewas, Senjata serta Atribut Separatis Disita, TNI Tegaskan Operasi Terukur Demi Stabilitas dan Perlindungan Rakyat Papua

Papuanewsonline.com - 16 Agu 2025, 21:41 WIT

Papuanewsonline.com/ Hukum & Kriminal

Kapuspen TNI Mayjen Kristomei Sianturi saat memberikan keterangan kepada wartawan mengenai kontak tembak antara prajurit TNI dan OPM di Puncak Jaya serta Sugapa, Intan Jaya.

Papuanewsonline.com, Jakarta – Situasi keamanan di Papua kembali memanas setelah rangkaian kontak tembak antara prajurit TNI dan kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) terjadi di tiga titik berbeda dalam sepekan terakhir. Insiden tersebut menewaskan sedikitnya tiga anggota OPM, termasuk beberapa tokoh kunci, serta menghasilkan penyitaan senjata api, amunisi, dan atribut separatis.


Kapuspen TNI Mayjen Kristomei Sianturi menegaskan bahwa operasi ini merupakan bagian dari langkah tegas, profesional, dan terukur untuk menjaga stabilitas keamanan serta melindungi masyarakat sipil dari ancaman kelompok bersenjata.

Kontak senjata pertama terjadi pada 8 Agustus 2025 di Distrik Mewoluk, Kabupaten Puncak Jaya. Prajurit TNI dari Komando Operasi (Koops) Habema melaksanakan penyisiran di Kampung Biak yang diduga menjadi tempat persembunyian kelompok OPM pimpinan Tenggamati Enumbi, tokoh yang masuk daftar pencarian orang (DPO) Polda Papua.

Dalam operasi itu, satu anggota OPM tewas tertembak. Dugaan kuat menyebut korban adalah Tenggamati sendiri. Dari lokasi, TNI menyita dua pucuk pistol, amunisi berbagai kaliber, radio komunikasi, bendera Bintang Kejora, serta perlengkapan tempur lainnya.

Tiga hari berselang, pada 11 Agustus 2025, TNI kembali menghadapi kontak senjata di Kampung Mamba, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya. Pertempuran dengan kelompok OPM Kemabu mengakibatkan tewasnya Dece Mujijau, salah satu tokoh penting kelompok tersebut. Dua anggota lainnya terluka dan melarikan diri ke hutan.

Barang bukti berupa amunisi, tas, telepon genggam, dan atribut OPM berhasil diamankan dari lokasi.

Tidak berhenti sampai di situ, pada 12 Agustus 2025, kelompok OPM kembali melancarkan serangan balasan di sekitar Kampung Eknemba, Sugapa. Namun, prajurit TNI yang sudah siaga berhasil menggagalkan serangan tersebut.

Akibatnya, dua anggota OPM tewas, salah satunya adalah Teleginus Maiseni, tokoh kelompok OPM Kemabu, bersama ajudannya. TNI kembali menyita perhiasan, atribut organisasi, serta perlengkapan pendukung aksi bersenjata.

Panglima Koops Habema Mayjen Lucky Avianto menegaskan bahwa operasi yang dilakukan adalah bentuk komitmen TNI dalam menjaga keamanan masyarakat Papua.

“Tidak akan ada ruang bagi pihak-pihak yang mencoba mengganggu ketertiban dan mengancam keselamatan rakyat,” tegas Lucky.

Sementara itu, Kapuspen TNI Mayjen Kristomei Sianturi menambahkan bahwa seluruh operasi dilaksanakan dengan standar operasi militer yang jelas, profesional, serta berlandaskan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2025 tentang TNI.

Menurut Kristomei, selain penindakan terhadap kelompok bersenjata, TNI juga terus mengedepankan pendekatan teritorial yang humanis dan dialogis, untuk memastikan keamanan jangka panjang di Papua.

“TNI akan terus menjaga kedaulatan dan melindungi rakyat Papua. Pintu selalu terbuka bagi mereka yang ingin kembali ke pangkuan NKRI untuk bersama membangun Papua yang damai, aman, dan sejahtera,” pungkasnya.

 

Penulis : GF

Editor : GF

Bagikan berita:
To Social Media :
Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE