Cegah Perpecahan Jelang PSU, Diskominfo Provinsi Papua Imbau Warga Bijak Bermedia Sosial
Hadapi Badai Hoaks Jelang PSU, Diskominfo Papua Gandeng Pemuka Masyarakat untuk Redam Narasi Pecah Belah di Media Sosial
Papuanewsonline.com - 26 Jul 2025, 14:21 WIT
Papuanewsonline.com/ Politik & Pemerintahan

Papuanewsonline.com, Jayapura – Menjelang Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilgub Papua pada 6 Agustus 2025, Pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) mengajak masyarakat untuk lebih bijak menggunakan media sosial. Imbauan ini dikeluarkan sebagai bentuk antisipasi terhadap meningkatnya konten provokatif yang berpotensi memicu konflik di ruang digital.
Kepala Dinas Diskominfo Papua, Jeri
Agus Yudianto, menekankan bahwa masyarakat harus lebih cerdas dalam menyikapi
informasi yang beredar, khususnya yang bersifat politis dan memecah belah.
“Kalau kita melihat ada konten
yang memancing keributan atau perpecahan, sebaiknya tidak dikomentari apalagi
dibagikan,” tegas Jeri, Selasa (23/7/2025).
Diskominfo mencatat adanya
lonjakan aktivitas dan dinamika informasi di media sosial seiring mendekatnya
jadwal PSU. Meskipun media massa cenderung memberikan edukasi yang berimbang,
media sosial dinilai masih menjadi ladang subur bagi hoaks dan ujaran
kebencian.
“Kondisi ini tidak bisa dibiarkan
hanya jadi urusan pemerintah. Warga, tokoh masyarakat, dan pemuda harus ikut
aktif menjaga ruang digital kita,” lanjutnya.
Sebagai langkah nyata, Diskominfo
Papua telah menggandeng tokoh agama dan tokoh adat untuk menyebarkan
pesan-pesan damai melalui berbagai kanal digital. Para tokoh tersebut didorong
untuk menyampaikan edukasi literasi digital kepada masyarakat, agar tidak mudah
terprovokasi oleh informasi menyesatkan.
Hoaks dan ujaran kebencian
merupakan instrumen yang kerap digunakan untuk memecah belah masyarakat di
Provinsi Papua. Oleh karena itu, langkah Diskominfo Papua menggandeng tokoh
agama dan tokoh adat merupakan strategi yang efektif. Sebab, kedua tokoh ini
memiliki posisi yang sangat dihormati dan dekat dengan kehidupan sosial
masyarakat Papua. Suara mereka tidak hanya didengar, tetapi juga dipercaya,
sehingga sangat berpengaruh dalam membentuk sikap kolektif di tengah masyarakat
Selain itu, Jeri juga menegaskan
pentingnya netralitas ASN dalam menghadapi PSU. Aparatur negara diminta bekerja
profesional dan tidak terlibat dalam politik praktis, demi menjaga kepercayaan
publik.
“Mari kita jaga Papua tetap damai
dan aman dalam proses demokrasi ini,” pungkas Jeri. (GF)