logo-website
Rabu, 13 Agu 2025,  WIT

Presiden Prabowo: Latihan TNI Harus Keras, Tapi Tanpa Kekejaman

Dalam Upacara Gelar Pasukan di Pusdiklatpassus Kopassus, Batujajar, Presiden RI Prabowo Subianto mengingatkan para komandan TNI untuk membina prajurit dengan disiplin tinggi dan latihan keras demi kesiapan tempur, namun tanpa kekerasan berlebihan yang mel

Papuanewsonline.com - 11 Agu 2025, 03:40 WIT

Papuanewsonline.com/ Politik & Pemerintahan

Presiden RI Prabowo Subianto memasangkan tanda pangkat kepada salah satu prajurit TNI dalam Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Pusdiklatpassus Kopassus, Batujajar, Bandung Barat, Minggu (10/8/2025). Dalam amanatnya, Prabowo menegaskan bahwa latihan keras diperlukan demi kesiapan tempur, namun tidak boleh disertai kekejaman.

Papuanewsonline.com, Bandung Barat– Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, memberikan pesan tegas kepada seluruh jajaran komandan TNI agar membina prajurit dengan keseimbangan antara kedisiplinan tinggi dan rasa kemanusiaan. Pesan tersebut disampaikan saat memimpin Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdiklatpassus) Kopassus, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Minggu (10/8/2025).


Dalam amanatnya, Prabowo menekankan bahwa latihan keras adalah kebutuhan mutlak bagi setiap prajurit TNI untuk menghadapi berbagai ancaman dan menjaga kesiapan tempur. Namun, ia menegaskan bahwa kerasnya latihan tidak boleh diartikan sebagai pembenaran atas kekerasan berlebihan atau perlakuan yang melampaui batas.

“Pimpin dari depan, berada di titik paling berbahaya. Jangan memimpin dari belakang. Perlakukan prajurit seperti anak kandung. Latihan harus keras, tetapi tidak boleh ada kekejaman,” tegas Prabowo.

Pesan ini datang di tengah sorotan publik terkait kasus meninggalnya Prada Lucky Chepril Saputra Namo, prajurit TNI yang diduga menjadi korban penganiayaan senior. Prabowo menyiratkan bahwa pembinaan yang benar akan membentuk prajurit tangguh tanpa harus mengorbankan nilai kemanusiaan.

Di hadapan Panglima TNI, para Kepala Staf Angkatan, dan Kapolri, Prabowo mengingatkan kembali jati diri TNI yang lahir dari rakyat, bertugas untuk rakyat, dan siap berkorban demi kepentingan bangsa dan negara. Ia juga menegaskan bahwa seorang pemimpin pasukan harus selalu berada di garda terdepan dalam setiap tugas, memberi teladan dan semangat kepada anak buahnya.

Selain memberikan amanat, Prabowo juga memimpin pelantikan sejumlah perwira tinggi dan komandan baru di tiga matra TNI. Di antaranya, enam Panglima Kodam, dua puluh Komandan Brigade, serta seratus Batalyon Teritorial Pembangunan.

Tidak hanya itu, puluhan satuan baru TNI juga diresmikan dalam kesempatan ini, sebagai bagian dari strategi memperkuat pertahanan nasional dan meningkatkan kemampuan operasional TNI di berbagai wilayah strategis.

Prabowo menegaskan bahwa kekuatan TNI tidak hanya diukur dari kecanggihan persenjataan atau kemampuan fisik semata, melainkan juga dari moral, etika, dan jiwa korsa yang sehat. Ia mengajak seluruh jajaran untuk menjadikan latihan keras sebagai sarana membentuk karakter, bukan sebagai ajang penindasan.

“Latihan itu untuk membangun kekuatan, disiplin, dan kebersamaan. Kita harus mempersiapkan prajurit agar siap di medan perang, tetapi tetap menjunjung tinggi nilai kemanusiaan,” pungkasnya. (GF)

Bagikan berita:
To Social Media :
Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE