Presiden Prabowo: Latihan TNI Harus Keras, Tapi Tanpa Kekejaman
Dalam Upacara Gelar Pasukan di Pusdiklatpassus Kopassus, Batujajar, Presiden RI Prabowo Subianto mengingatkan para komandan TNI untuk membina prajurit dengan disiplin tinggi dan latihan keras demi kesiapan tempur, namun tanpa kekerasan berlebihan yang mel
Papuanewsonline.com - 11 Agu 2025, 03:40 WIT
Papuanewsonline.com/ Politik & Pemerintahan

Papuanewsonline.com, Bandung Barat– Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, memberikan pesan tegas kepada seluruh jajaran komandan TNI agar membina prajurit dengan keseimbangan antara kedisiplinan tinggi dan rasa kemanusiaan. Pesan tersebut disampaikan saat memimpin Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdiklatpassus) Kopassus, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Minggu (10/8/2025).
Dalam amanatnya, Prabowo
menekankan bahwa latihan keras adalah kebutuhan mutlak bagi setiap prajurit TNI
untuk menghadapi berbagai ancaman dan menjaga kesiapan tempur. Namun, ia
menegaskan bahwa kerasnya latihan tidak boleh diartikan sebagai pembenaran atas
kekerasan berlebihan atau perlakuan yang melampaui batas.
“Pimpin dari depan, berada di
titik paling berbahaya. Jangan memimpin dari belakang. Perlakukan prajurit
seperti anak kandung. Latihan harus keras, tetapi tidak boleh ada kekejaman,”
tegas Prabowo.
Pesan ini datang di tengah
sorotan publik terkait kasus meninggalnya Prada Lucky Chepril Saputra Namo,
prajurit TNI yang diduga menjadi korban penganiayaan senior. Prabowo
menyiratkan bahwa pembinaan yang benar akan membentuk prajurit tangguh tanpa
harus mengorbankan nilai kemanusiaan.
Di hadapan Panglima TNI, para
Kepala Staf Angkatan, dan Kapolri, Prabowo mengingatkan kembali jati diri TNI
yang lahir dari rakyat, bertugas untuk rakyat, dan siap berkorban demi
kepentingan bangsa dan negara. Ia juga menegaskan bahwa seorang pemimpin
pasukan harus selalu berada di garda terdepan dalam setiap tugas, memberi
teladan dan semangat kepada anak buahnya.
Selain memberikan amanat, Prabowo
juga memimpin pelantikan sejumlah perwira tinggi dan komandan baru di tiga
matra TNI. Di antaranya, enam Panglima Kodam, dua puluh Komandan Brigade, serta
seratus Batalyon Teritorial Pembangunan.
Tidak hanya itu, puluhan satuan
baru TNI juga diresmikan dalam kesempatan ini, sebagai bagian dari strategi
memperkuat pertahanan nasional dan meningkatkan kemampuan operasional TNI di
berbagai wilayah strategis.
Prabowo menegaskan bahwa kekuatan
TNI tidak hanya diukur dari kecanggihan persenjataan atau kemampuan fisik
semata, melainkan juga dari moral, etika, dan jiwa korsa yang sehat. Ia
mengajak seluruh jajaran untuk menjadikan latihan keras sebagai sarana
membentuk karakter, bukan sebagai ajang penindasan.
“Latihan itu untuk membangun kekuatan, disiplin, dan kebersamaan. Kita harus mempersiapkan prajurit agar siap di medan perang, tetapi tetap menjunjung tinggi nilai kemanusiaan,” pungkasnya. (GF)