Papuanewsonline.com
BERITA TAG Kriminal
Homepage
Satgas Ops Damai Cartenz Bongkar Jaringan Pemasok Amunisi KKB di Puncak Jaya
Papuanewsonline.com, Puncak Jaya - Satgas Ops Damai Cartenz berhasil melakukan penegakan hukum terhadap jaringan pemasok senjata dan amunisi kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Karubate, Distrik Muara, Kabupaten Puncak Jaya, Senin (29/9/2025).Dalam operasi tersebut, aparat mengamankan dua anggota KKB, yakni Erek Enumbi alias Udara dan Hugon Gire alias Yemiter Murip. Dari keduanya, Hugon Gire alias Yemiter Murip tertangkap tangan membawa amunisi. Berdasarkan pengakuan mereka, amunisi itu rencananya akan diserahkan kepada KKB Ternus Enumbi alias Tesko, yang juga beroperasi di wilayah Puncak Jaya.Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen. Pol. Dr. Faizal Ramadhani, S.Sos., S.I.K., M.H. membenarkan penangkapan tersebut.“Dari tangan pelaku kami menyita barang bukti berupa enam butir amunisi kaliber 9 mm, dua butir amunisi kaliber 7,62 mm, empat butir amunisi kaliber 5,56 mm, satu tas selempang, satu kantong plastik biru, dua lembar daun pisang, serta satu unit telepon genggam merek Tecno Spark,” ujar Brigjen Pol Faizal."Sementara itu, asal-usul amunisi yang disita dari tangan pelaku masih dalam proses penyelidikan dan penyidikan oleh Satgas Ops Damai Cartenz." Tambah Brigjen Pol Faizal.Di tempat terpisah, Wakil Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes Pol. Adarma Sinaga, S.I.K., M.Hum., menjelaskan bahwa saat ditangkap, pelaku kedapatan membawa amunisi.Lanjutnya, Satgas Ops Damai Cartenz akan terus menindak tegas jaringan pemasok senjata dan amunisi ke KKB di Papua.“Kami menghimbau masyarakat apabila menemukan aktivitas mencurigakan segera melapor ke aparat kepolisian. Tetap tenang, percayakan proses penegakan hukum sepenuhnya kepada kami,” tutup Kombes Pol Adarma Sinaga. PNO-12
30 Sep 2025, 21:47 WIT
Serangkaian Penemuan Mayat di Jayapura Guncang Warga, Polisi Intensifkan Penyelidikan
Papuanewsonline.com, Jayapura — Ketenangan
masyarakat Jayapura terusik oleh serangkaian kasus penemuan mayat yang terjadi
dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir. Kasus-kasus ini tidak hanya memicu
keprihatinan mendalam, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran akan kondisi
keamanan di wilayah tersebut. Catatan kepolisian menyebutkan
sejumlah kasus mencolok, di antaranya penemuan jasad seorang balita dan anak
perempuan pada April lalu, penemuan mayat seorang guru di bulan Juli, hingga
beberapa temuan lainnya pada September. Setiap kasus menimbulkan duka mendalam,
baik bagi keluarga korban maupun masyarakat yang mengikuti pemberitaan. Kapolres Jayapura menegaskan
bahwa pihaknya telah menurunkan tim penyidik terbaik untuk mengurai benang
kusut kasus-kasus ini. “Kami berkomitmen penuh untuk menyelesaikan setiap kasus
dan memastikan keadilan ditegakkan. Saat ini penyelidikan terus berjalan,
termasuk identifikasi forensik untuk mengetahui penyebab pasti kematian serta
mengungkap siapa yang bertanggung jawab,” ungkapnya. Pihak kepolisian juga
mengintensifkan kerja sama dengan berbagai unsur, mulai dari pemerintah daerah,
tokoh masyarakat, hingga organisasi kemanusiaan. Tujuannya adalah membangun
sinergi agar penyelidikan lebih cepat sekaligus mengembalikan rasa aman di tengah
masyarakat. Sementara itu, warga diimbau
untuk tetap waspada namun tidak panik. Kepolisian meminta dukungan berupa
laporan dari masyarakat apabila mengetahui informasi yang dapat membantu
penyelidikan. “Partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci penting dalam mengungkap
kasus-kasus ini. Bersama-sama, kita bisa menjaga Jayapura tetap aman,” tambah
Kapolres. Pengamat hukum dan kriminalitas
di Papua menilai bahwa kasus beruntun semacam ini membutuhkan pendekatan
menyeluruh. Tidak hanya penegakan hukum, tetapi juga upaya pencegahan melalui
peningkatan pengawasan lingkungan serta edukasi masyarakat tentang pentingnya
melaporkan kejadian mencurigakan. Dengan penyelidikan yang kini
berjalan intensif, masyarakat berharap jawaban segera ditemukan. Lebih dari
itu, mereka mendambakan agar kejadian-kejadian serupa tidak kembali terulang di
masa mendatang. Penulis: Hend Editor: GF
30 Sep 2025, 21:42 WIT
Polda Jatim Amankan Pelaku Aksi Anarkis Pembakaran Fasilitas Publik di Kediri
Papuanewsonline.com, Surabaya - Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Timur menangkap tersangka MF alias P sebagai hasil pengembangan dari tersangka SA dalam kasus unjuk rasa anarkis di Kediri yang berujung pada pembakaran dan penyerangan fasilitas umum serta kantor kepolisian.Penangkapan dilakukan pada Sabtu, 27 September 2025, sekitar pukul 15.00 WIB di rumah tersangka yang berlokasi di Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Jules Abast, menjelaskan bahwa proses penangkapan dan penggeledahan telah dilakukan sesuai prosedur hukum dengan melibatkan aparat lingkungan setempat.“Saat dilakukan upaya penangkapan dan penggeledahan, tersangka MF alias P berada sendirian di rumah. Penyidik juga telah berkoordinasi dengan ketua RT dan RW setempat serta memberitahukan kepada keluarga melalui video call yang disertai bukti tangkapan layar,” jelas Kombes Pol Jules Abast, Senin (29/9).Setelah ditangkap, MF alias P langsung dibawa ke Polda Jawa Timur untuk pemeriksaan lebih lanjut. Ia juga telah mendapatkan pendampingan hukum dari YLBHI Surabaya, serta didampingi adik kandungnya saat tiba di Polda Jatim.Sebelum dilakukan penangkapan, penyidik Ditreskrimum Polda Jatim telah melakukan gelar perkara dan menetapkan MF alias P sebagai tersangka. Penetapan ini dilakukan karena adanya bukti kuat keterlibatan tersangka dalam tindak pidana penghasutan yang mengarah pada kekerasan dan pembakaran fasilitas publik.“Tersangka MF alias P berperan aktif berkomunikasi dengan tersangka SA untuk melakukan penghasutan terhadap masyarakat agar melakukan perbuatan melawan hukum, seperti penyerangan dan pembakaran sejumlah fasilitas di Kediri,” ujar Kombes Pol Jules Abast.Peran MF alias P diduga terkait langsung dengan peristiwa unjuk rasa anarkis pada 30 Agustus 2025 di Kediri, termasuk pembakaran Kantor Polres Kediri Kota, penyerangan Kantor DPRD Kota Kediri, serta pelemparan molotov ke pos polisi dan fasilitas publik lainnya.Atas perbuatannya, MF alias P dijerat dengan Pasal 160 KUHP junto Pasal 187 KUHP, junto Pasal 170 KUHP, junto Pasal 55 KUHP tentang penghasutan untuk melakukan kekerasan terhadap orang atau barang serta pembakaran.Dari hasil penggeledahan, penyidik menyita sejumlah barang bukti berupa handphone, MacBook, tablet Huawei, lima kartu ATM, satu buku tabungan BCA, serta beberapa buku bacaan milik tersangka.“Barang bukti utama berupa perangkat elektronik dan dokumen keuangan sudah diamankan. Sementara buku-buku yang tidak berkaitan langsung dengan perkara akan dikembalikan kepada tersangka atau keluarga,” terang Kombes Pol Jules Abast.Penyidik Polda Jawa Timur saat ini masih mendalami kemungkinan adanya afiliasi kelompok lain atau pihak penyandang dana yang terlibat dalam aksi anarkis tersebut.“Kami terus mendalami jaringan tersangka, termasuk hubungan dan komunikasi dengan SA serta potensi dukungan dari pihak lain. Hasil pendalaman akan kami sampaikan lebih lanjut,” tutup Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abast. PNO-12
30 Sep 2025, 07:32 WIT
Satreskrim Polres Buru Tangkap Pelaku Pembunuhan di Jalan Raya Desa Dava
Papuanewsonline.com, Buru – Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Buru berhasil mengungkap dan menangkap pelaku tindak pidana pembunuhan yang terjadi di jalan raya antara Desa Dava menuju Desa Persiapan Wamsait, Kecamatan Waelata, Kabupaten Buru, pada Kamis (25/9/2025) sekira pukul 17.30 WIT.Korban diketahui bernama Syahril (alm), sementara pelaku yang berhasil diamankan berinisial G.N (36), warga Kabupaten Buru. Saat ini tersangka ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Polres Buru untuk proses hukum lebih lanjut, ungkap Kasi HumasPada saat ditangkap, dari tangan pelaku, polisi berhasil mengamankan sejumlah barang bukti, antara lain: 1 (satu) bilah parang yang digunakan pelaku untuk menghabisi korban, 1 (satu) potong baju warna hitam dan 1 (satu) potong celana warna cokelat yang dikenakan pelaku saat kejadian.Berdasarkan hasil penyelidikan, peristiwa bermula ketika terjadi kecelakaan lalu lintas di lokasi kejadian yang melibatkan anak pelaku G.N dengan sebuah sepeda motor yang ditumpangi tiga orang, termasuk korban Syahril. Anak pelaku sempat terhimpit sepeda motor akibat kecelakaan tersebut.Melihat kondisi anaknya, istri pelaku berteriak histeris hingga membuat G.N yang saat itu sedang bekerja di tenda miliknya, bergegas mendatangi lokasi. Di tempat kejadian, korban Syahril dan seorang saksi pelapor tengah berusaha menolong anak G.N. Namun, karena emosi dan panik, tersangka beranggapan korban adalah pihak yang menabrak anaknya.Dalam kondisi marah, G.N kembali ke tenda dan mengambil sebilah parang. Tanpa berpikir panjang, ia langsung menyerang korban Syahril dari arah belakang ketika korban tengah mengecek kondisi sepeda motor. Akibat luka potong di bagian pipi kiri hingga belakang leher, korban Syahril langsung meninggal di tempat.Usai kejadian, tersangka sempat melarikan diri namun berhasil ditangkap dan diamankan oleh Satreskrim Polres Buru.Dari hasil pemeriksaan oleh penyidik, terungkap bahwa motif pelaku adalah karena emosi setelah mendapati anaknya menjadi korban kecelakaan lalu lintas. Pelaku mengaku tidak mengetahui bahwa Syahril bukan pengendara motor yang menabrak anaknya.Atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana subsider Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan, dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara.Kapolres Buru melalui Kasat Reskrim menyampaikan apresiasi atas kesigapan anggotanya dalam mengungkap kasus ini. “Kami memastikan proses hukum terhadap tersangka berjalan sesuai aturan yang berlaku. Polres Buru berkomitmen memberikan rasa aman dan keadilan bagi masyarakat,” ujarnya. PNO-12
30 Sep 2025, 07:16 WIT
Pelaku Penganiayaan Berat di Ohoi Evu Berhasil Diringkus Polres Malra
Papuanewsonline.com, Malra – Polres Maluku Tenggara berhasil mengamankan seorang pelaku tindak pidana penganiayaan berat yang terjadi di Ohoi Evu, Kecamatan Kei Kecil. Kasus ini disampaikan langsung dalam konferensi pers oleh Kapolres Maluku Tenggara, AKBP Rian Suhendi, S.Pt., S.I.K., didampingi Kasat Reskrim Iptu Barry Talabessy, S.Pd., S.H., M.H., pada Senin (29/9/2025) pukul 14.00 WIT.Peristiwa penganiayaan terjadi pada Minggu dini hari (28/9/2025) sekitar pukul 01.00 WIT di jalan tengah kampung Ohoi Evu. Korban bernama Joseph Sirken bersama sejumlah rekannya, termasuk terduga pelaku berinisial Y.S. alias Onas, diketahui sedang mengonsumsi minuman keras jenis sopi di salah satu rumah warga.Dalam keadaan mabuk, korban dan pelaku terlibat adu mulut. Merasa tersinggung, pelaku kemudian pulang mengambil sebatang pipa besi dari rumahnya. Dengan emosi yang tak terkendali, pelaku memukul korban berulang kali ke arah kepala. Akibatnya, korban mengalami luka berat di bagian kepala hingga harus dilarikan ke RSUD Karel Satsuitubun untuk mendapat perawatan intensif.Tak butuh waktu lama, Satreskrim Polres Maluku Tenggara bergerak cepat dan berhasil mengamankan Y.S. alias Onas pada siang hari di tanggal yang sama (28/9/2025). Saat ini, pelaku sudah diamankan di Mapolres Maluku Tenggara untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.Kapolres Maluku Tenggara menegaskan, pelaku akan dijerat dengan pasal 351 ayat (1) dan (2) KUHP tentang penganiayaan dan penganiayaan yang mengakibatkan luka berat, dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara.Dalam kesempatan tersebut, Kapolres Maluku Tenggara menegaskan komitmen jajarannya untuk menindak tegas setiap bentuk kekerasan di wilayah hukum Maluku Tenggara.“Kami mengimbau seluruh masyarakat untuk menghindari kebiasaan mengonsumsi minuman keras. Kasus ini menjadi bukti nyata bahwa miras kerap menjadi pemicu utama terjadinya tindak pidana. Kami berharap dukungan seluruh komponen masyarakat dalam membantu kepolisian menegakkan hukum di Bumi Evav,” tegas AKBP Rian Suhendi.Polres Maluku Tenggara menegaskan akan terus menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, sekaligus memperkuat sinergi dengan seluruh elemen masyarakat demi menciptakan lingkungan yang aman, damai, dan bebas dari kekerasan. PNO-12
29 Sep 2025, 16:48 WIT
TPNPB Klaim Tembak Dua Aparat Militer Indonesia di Intan Jaya
Papuanewsonline.com, Intan Jaya –
Ketegangan di wilayah Papua kembali memuncak setelah Tentara Pembebasan
Nasional Papua Barat (TPNPB) Kodap VIII Intan Jaya mengklaim berhasil menembak
dua aparat militer Indonesia dalam kontak senjata yang terjadi di wilayah Intan
Jaya, Papua. Dalam pernyataan yang dirilis oleh kelompok tersebut, disebutkan
satu aparat dilaporkan tewas, sementara seorang lainnya mengalami luka-luka. Pernyataan resmi disampaikan
langsung oleh Brigjen Undius Kogoya, Panglima TPNPB Kodap VIII Intan Jaya. Ia
menegaskan pihaknya akan terus melancarkan perlawanan terhadap operasi militer
yang disebutnya telah menyebabkan penderitaan bagi masyarakat sipil. “Kami meminta aparat militer
Indonesia segera menghentikan operasi militer di daerah Intan Jaya. Operasi ini
hanya membuat masyarakat mengungsi ke hutan untuk mencari perlindungan,” ujar
Undius Kogoya dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (27/9/2025). TPNPB juga menegaskan bahwa
pihaknya akan melanjutkan perlawanan bersenjata di Kota Sugapa, pusat
pemerintahan Kabupaten Intan Jaya. Mereka menuntut aparat Indonesia untuk
meninggalkan pemukiman warga dan menarik pasukan ke kota-kota besar di luar
daerah konflik. “TPNPB siap perang di Kota Sugapa
bila operasi militer tidak dihentikan. Kami akan terus melawan,” tambah Undius
Kogoya. Wilayah Intan Jaya sejak lama
dikenal sebagai salah satu titik panas konflik bersenjata antara TPNPB dan
aparat keamanan Indonesia. Bentrokan kerap terjadi, menimbulkan korban jiwa
baik dari aparat, anggota TPNPB, maupun warga sipil. Kelompok bersenjata tersebut
berulang kali menuduh aparat Indonesia melakukan penembakan terhadap warga
sipil. TPNPB mendesak agar konflik Papua diselesaikan melalui mekanisme dialog
internasional, bukan dengan pendekatan militer. Sementara itu, hingga berita ini
diturunkan, aparat TNI maupun Polri belum memberikan keterangan resmi terkait
klaim yang disampaikan oleh TPNPB Kodap VIII Intan Jaya. Pertempuran yang terus berulang
di Intan Jaya telah menimbulkan dampak serius terhadap warga sipil. Banyak
keluarga harus mengungsi ke hutan atau daerah yang dianggap lebih aman untuk
menghindari baku tembak. Kondisi ini juga memperburuk akses masyarakat terhadap
pendidikan, kesehatan, serta kebutuhan hidup sehari-hari. Situasi ini memperlihatkan bahwa
konflik berkepanjangan di Intan Jaya tidak hanya menjadi persoalan keamanan,
tetapi juga krisis kemanusiaan yang membutuhkan perhatian serius dari semua
pihak. Penulis: Hend Editor: GF
28 Sep 2025, 13:11 WIT
Kerusuhan di Agats, Pos Satgas Yonif 123/Rajawali Dibakar Massa
Papuanewsonline.com, Agats – Suasana mencekam melanda Distrik Agats,
Kabupaten Asmat, Papua Selatan, usai terjadinya kerusuhan yang berujung pada
pembakaran Pos Satgas Kewilayahan Yonif 123/Rajawali di Jalan Pemda. Pos yang
menjadi salah satu titik pengamanan strategis itu luluh lantak dilalap api
setelah diserang massa, Sabtu (27/9/2025). Menurut laporan awal, kerusuhan
ini dipicu oleh kemarahan warga terkait insiden penembakan yang menewaskan
seorang warga sipil, Indra Guruwardana, di Kampung Ulakin, Distrik Kolf Braza.
Kabar tersebut menyulut emosi sejumlah warga yang kemudian melancarkan aksi
penyerangan terhadap pos aparat. Kerusuhan dilaporkan mulai
memanas sejak pagi hari ketika massa berkumpul di sekitar kawasan Jalan Pemda.
Sekitar pukul 11.00 WIT, situasi berubah ricuh setelah massa melempari pos
dengan batu dan benda tumpul. Tidak lama kemudian, api mulai menyala dan dengan
cepat melahap bangunan Pos Satgas Kewilayahan Yonif 123/Rajawali. Seorang pejabat kepolisian yang
enggan disebutkan namanya menyampaikan bahwa saat ini aparat masih mendalami
penyebab pasti dari kerusuhan tersebut. “Kami masih melakukan penyelidikan
terkait insiden ini dan memastikan semua pihak menahan diri,” ujarnya singkat. Selain kerugian material akibat
hangusnya pos, korban jiwa kembali jatuh. Indra Guruwardana, warga sipil yang
sebelumnya tewas tertembak di Kampung Ulakin, disebut menjadi pemicu awal
eskalasi. Hingga kini, aparat gabungan TNI-Polri terus melakukan penyelidikan
untuk memastikan pelaku penembakan dan pihak-pihak yang memicu kerusuhan. Kerusuhan juga membuat warga
sekitar panik dan memilih mengungsi sementara demi menghindari kemungkinan
bentrokan susulan. Sejumlah fasilitas umum di sekitar lokasi kejadian sempat
lumpuh, dan aktivitas warga terganggu. Aparat keamanan yang terdiri dari
Polres Asmat, Brimob, dan Satgas TNI langsung dikerahkan untuk mengendalikan
keadaan. Penjagaan ketat dilakukan di beberapa titik rawan guna mencegah
meluasnya kerusuhan ke wilayah lain. Kapolres Asmat, AKBP Wahyu
Basuki, menyatakan bahwa pihaknya sedang berkoordinasi dengan tokoh masyarakat
dan tokoh agama setempat untuk menenangkan situasi. “Kami berupaya semaksimal
mungkin agar keamanan bisa segera dipulihkan. Kami juga meminta semua pihak
untuk tidak terprovokasi,” tegasnya. Pemerintah daerah bersama aparat
keamanan kini fokus pada dua hal: memastikan stabilitas keamanan serta
memberikan perlindungan bagi warga sipil. Tokoh masyarakat juga mulai
dilibatkan untuk membuka ruang dialog sebagai jalan keluar agar ketegangan
tidak terus berlanjut. Peristiwa di Agats ini menambah
daftar panjang konflik dan kerusuhan yang melibatkan kelompok bersenjata maupun
aksi massa di Papua. Masyarakat berharap agar tragedi ini bisa segera teratasi
dan tidak lagi memakan korban jiwa maupun menghancurkan fasilitas umum. Penulis: Hend Editor: GF
28 Sep 2025, 13:06 WIT
Dua Jenazah Pendulang Emas Korban KKB Berhasil Dievakuasi ke Dekai
Papuanewsonline.com, Yahukimo –
Awan duka kembali menyelimuti tanah Papua. Jumat (26/9/2025), dua jenazah
pendulang emas tradisional yang menjadi korban kebrutalan kelompok kriminal
bersenjata (KKB) akhirnya berhasil dievakuasi dari Kampung Bingki, Distrik
Serdala, Kabupaten Yahukimo. Proses evakuasi dipimpin aparat
gabungan Satgas Damai Cartenz bersama Satuan Brimob Polda Papua dan Polres
Yahukimo. Tim harus menempuh perjalanan panjang menyusuri jalur yang sulit dan
penuh risiko untuk tiba di lokasi pada pukul 06.00 WIT. Setibanya di sana,
mereka langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) sebelum
mengevakuasi kedua korban. Dua jenazah yang ditemukan di
lokasi pembantaian diketahui bernama Desen Dominggus, warga asal Ambon, dan Marselinus
Manek, warga asal Nusa Tenggara Timur (NTT). Keduanya bekerja sebagai pendulang
emas tradisional di area tersebut. Jenazah korban segera dibawa
menuju RSUD Dekai, ibu kota Kabupaten Yahukimo, untuk menjalani otopsi. Kabid
Humas Polda Papua, Kombes Pol Cahyo Sukarnito, membenarkan proses evakuasi
tersebut. “Sekitar pukul 08.30 WIT, tim gabungan berhasil sampai di lokasi,
melakukan olah TKP, serta mengevakuasi kedua korban ke RSUD Dekai,” ungkapnya. Peristiwa ini menambah daftar
panjang kekerasan yang dilakukan KKB terhadap masyarakat sipil di Papua. Korban
yang hanya bekerja untuk menghidupi keluarga harus meregang nyawa akibat aksi
tak berperikemanusiaan. Aparat menilai, serangan terhadap pendulang emas ini
bertujuan menciptakan teror dan rasa takut di tengah warga yang mencari nafkah
di kawasan pedalaman. Kabid Humas menegaskan bahwa
Polri bersama TNI tidak akan tinggal diam. “Aparat gabungan akan terus
melakukan pengejaran terhadap para pelaku, demi menjamin keamanan masyarakat di
Yahukimo dan wilayah Papua lainnya,” tegasnya. Ia juga mengimbau masyarakat agar
tetap waspada dan segera melaporkan apabila melihat aktivitas mencurigakan di
wilayah rawan. Kematian tragis Desen Dominggus
dan Marselinus Manek meninggalkan luka mendalam, tidak hanya bagi keluarga
mereka yang jauh di tanah kelahiran, tetapi juga bagi masyarakat Yahukimo yang
kini hidup dalam ketakutan akibat aksi-aksi teror bersenjata. Masyarakat berharap pemerintah
pusat maupun daerah segera mengambil langkah serius untuk menghadirkan rasa
aman, agar tragedi serupa tidak kembali terulang. Penulis: Hend Editor: GF
28 Sep 2025, 13:01 WIT
Tragedi Asmat: Jenazah Korban Penembakan KKB Ditemukan Mengambang di Sungai
Papuanewsonline.com, Asmat –
Suasana duka kembali menyelimuti Kabupaten Asmat, Papua Selatan. Jumat pagi
(26/9/2025), tim gabungan TNI-Polri akhirnya menemukan jenazah Indra Guru
Wardana, korban penembakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kampung
Ulakin, Distrik Kolof Braza. Penemuan jenazah ini mengakhiri pencarian dramatis
yang dilakukan sejak sehari sebelumnya. Kapolres Asmat, AKBP Wahyu
Basuki, S.I.K., memimpin langsung jalannya pencarian yang melibatkan lebih dari
20 personel gabungan Polres Asmat dan Koramil Agats. “Kami berangkat sekitar
pukul 09.15 WIT dari Kampung Binam, Distrik Suator. Setelah menyusuri sungai
dan area hutan sekitar, akhirnya pada pukul 10.36 WIT jenazah korban
ditemukan,” ujar Kapolres. Jenazah Indra ditemukan
mengambang di sungai, tak jauh dari lokasi kejadian penembakan. Kondisinya
membuat tim pencari terkejut: tubuh korban terikat erat dengan mesin ketinting
di bagian perut dan dada. Aparat menduga, pelaku sengaja mengikat korban dengan
beban berat agar jasadnya tenggelam dan sulit ditemukan. “Cara ini menunjukkan betapa
kejamnya aksi KKB. Mereka bukan hanya menembak korban, tetapi juga berusaha
menghilangkan jejak dengan mengikat tubuh korban ke mesin perahu,” jelas salah
satu anggota tim pencarian. Jenazah kemudian segera
dievakuasi menuju Puskesmas Suator untuk proses visum dan penanganan lebih
lanjut. Kapolres Asmat menegaskan,
pencarian dan evakuasi ini merupakan bagian dari komitmen TNI-Polri untuk
mengusut tuntas kasus penembakan yang merenggut nyawa warga sipil. “Kami akan
terus melakukan pengejaran terhadap kelompok pelaku. Kejadian ini tidak akan
dibiarkan begitu saja,” tegasnya. Ia juga menambahkan bahwa
kehadiran aparat di lapangan bukan hanya untuk mengamankan wilayah, tetapi juga
memastikan rasa aman bagi masyarakat yang selama ini menjadi target teror KKB. Kasus penembakan ini menambah
panjang daftar korban jiwa akibat ulah KKB di Papua. Indra Guru Wardana, yang
dikenal warga sebagai sosok pekerja keras, kini pulang tinggal nama.
Kepergiannya menorehkan luka mendalam bagi keluarga dan masyarakat Asmat. Masyarakat berharap aparat dapat
segera menangkap para pelaku, sehingga tidak ada lagi korban-korban baru yang
jatuh akibat aksi kekerasan bersenjata. Penulis: Hend Editor: GF
28 Sep 2025, 12:54 WIT
Berita utama
Berita Terbaru
Berita Populer
Video terbaru